MAJALAH ICT – Jakarta. Pertarungan operator telekomunikasi untuk memperebutkan posisi nomor dua terbesar di tanah air, nampaknya makin sengit saja. Setelah PT XL Axiata berhasil menggeser Indosat dari peringkat dua, dengan mencaplok PT AXIS Telekom Indonesia, beredar kabar bahwa Indosat tidak tinggal diam posisinya direbut XL. Informasi yang mengemuka di akhir tahun ini, Indosat berhasil mengakuisisi PT Hutchison 3 Indonesia (3).
Baik Indosat maupun 3 sendiri belum mau terbuka mengenai kabar yang beredar ini, bahkan Indosat melalui President Director dan CEO nya Alexander Rusli menyebut informasi ini sebagai gosip belaka. "Kalau kerja sama penggunaan jaringan serat optik memang sedang dilakukan," katanya. Walaupun Alex membantah, angka pembelian 3 yang antara Rp. 3-5 triliun sudah menyeruak.
Melihat percaturan kompetisi, jumlah operator telekomunikasi khususnya seluler yang sebelumnya mencapai 11 operator memang dirasa cukup banyak. Apalagi kemudian, industri telekomunikasi Indonesia menjadi tidak sehat karena hypercompetitive atau kompetisi yang sanat berlebihan dimana hanya satu dua operator saja yang untung, selebihnya merugi triliunan rupiah. Konsolidasi merupakan pilihan. AXIS diambil XL, Sampoerna Telkom Indonesia konsolidasi dengan Bakrie Telecom, yang kemudian BTEL juga akan segera konsolidasi dengan PT SmartFren.
Yang belum menemukan pasangan adalah 3. Padahal, posisi 3 tidak bisa diremehkan begitu saja. 3 bahkan untuk pengguna datanya berada di atas AXIS. Selain itu, 3 juga memiliki frekuensi yang cukup untuk bisa digunakan operator yang mencaploknya, terutama di 1.800 MHz dan 2,1 GHz. Meskipun dibantah akan terjadi akusisi dan baru kerja sama penggunaan serat optik dengan Indosat, jika Indosat ingin kembali menjadi nomor dua terbesar, mencaplok 3 merupakan langkah mengembalikan posisi Indosat ke nomor dua di bawah Telkomsel yang sudah amat sulit untuk digeser.
