Search
Sabtu 27 Juli 2024
  • :
  • :

Meski Belum Ada Persetujuan KPPU, Telkom akan Finalisasi Akuisisi TiPhone

MAJALAH ICT – Jakarta. Meski belum mendapat persetujuan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terkait proses akuisisi, PT Telkom Indonesia akan memfinalisasi akuisisi TiPhone. Menurut Telkom,proses perjanjian jual beli bersyarat merupakan aksi korporasi PT PINS Indonesia dengan PT Tiphone Mobile Tbk.

Menurut keterbukaan informasi di BEI, finalisasi transaksi tersebut akan secepatnya dilakukan setelah pembahasan seluruh kondisi pratransaksi terpenuhi kedua belah pihak. PT PINS Indonesia yang merupakan anak usaha PT Telkom tersebut melakukan perjanjian pada 19 Mei 2014. Kesepakatan tersebut untuk mendukung distribusi retail perangkat penunjangtelekomunikasi antara lain handset dan voucher.

Keterangan Telkom membuktikan desas-desus sebelumnya bahwa Telkom diam-diam akan TiPhone. Saat ini, TiPhone mengandalkan bisnis penjualan ponsel dan voucher isi ulang yang menghasilkan pendapatan hingga 70% bagi perseroan. Untuk distibusi ponsel, pendapatan hanya sekitar 30-40% saja. 

TiPhone juga mempunyai rencana membangun pabrik perakitan ponsel di Pluit, Jakarta, seperti diungkap Presiden Direktur PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. Lily Salim. Menurut Lily, pabrik ini akan memiliki empat lini perakitan dengan masing-masing lini bisa memproduksi 3.000 ponsel per hari. "Pada tahap awal akan dibangun satu lini lebih dulu," katanya. Untuk pembangunan ini, TiPhone siap menggelontorkan dana sekitar Rp.20 miliar.

Dijelaskan Lily, diharapkan pabrik perakitan ini sudah bisa beroperasi pada kuartal ke-3 tahun ini. Bahkan, TiPhone sesungguhnya juga mengincar produksi yang lebih luas lagi. Seperti smartphone, tablet dan lain sebagainya. Selamai ini, TiPhone bekerja sama dengan Foxconn untuk memproduksi ponsel-ponselnya.

Sebelum TiPhone, Panasonic juga sudah membangun pabrik di daerah Kudus, Jawa Tengah. Indonesia merupakan surga bagi para produsen ponsel mengingat pengguna ponsel sekarang sudah mencapai 272 juta. Bisa dibayangkan, jika dalam setahun sekitar 25% pengguna harus mengganti ponselnya, tentu jumlah yang tidak sedikit untuk diperebutkan ‘kue’nya.