MAJALAH ICT – Jakarta. Meski terancam dilarang dan bahkan layanannya ditutup di banyak negara, Uber justru menerima investasi sebesar 3,5 miliar dolar atau Rp.47,25 triliun investasi dari Arab Saudi. Ini merupakan investasi terbesar yang telah diterima Uber sampai saat ini.
Yasir Al Rumayyan, managing director dari sovereign wealth fund, akan duduk di dewan komisaris di Uber, yang sekarang bernilai 62,5 miliar dolar. Menurut dia, aplikasi taksi online ini adalah "perusahaan yang luar biasa dengan misi yang menginspirasi".
"Kami telah melihat secara langsung bagaimana perusahaan ini telah meningkatkan mobilitas perkotaan di seluruh dunia dan kami melihat ke depan untuk menjadi bagian dari kemajuan itu," katanya.
Dia menambahkan bahwa dana, yang mengendalikan sekitar 200 miliar dolar aset, fokus pada pencapaian hasil keuangan jangka panjang yang menarik, dan juga mendukung Visi Arab Saudi tahun 2030, yang merupakan "cetak biru untuk diversifikasi perekonomian yang tidak terkait dengan minyak."
Travis Kalanick, CEO Uber, melihat investasi ini sebagai "mosi percaya", yang akan memperluas kehadirannya bisnisnya secara global. Uber ingin melihat pertumbuhan 50 persen menjadi 60 persen per bulan pada tahun 2016.
Pekan lalu, Toyota mengatakan sedang membuat investasi strategis di Uber, yang mencakup membiarkan driver sewa kendaraan mereka dari pembuat mobil dan melakukan pembayaran dari pendapatan yang dihasilkan oleh Uber.
Selain ke Uber, Desember tahun lalu, miliarder Arab Saudi, Pangeran al-Waleed bin Talal, juga telah menginvestasikan 104,9 juta di Lyft, saingan terbesar Uber di Amerika Serikat.