MAJALAH ICT – Jakarta. Indonesia menjadi sasaran serangan cyber di dunia. Bahkan, pada 2013, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai sasaran serangan atau kejahatan cyber. Demikian dikemukakan Presiden Joko Widodo. Meski demikian, kata Jokowi, Indonesia tidak memerlukan badan baru yang khusus menangani soal cyber ini.
"Dari informasi yang saya dapatkan tahun 2013, Indonesia adalah negara terbesar kedua sebagai sasaran serangan cyber dunia," kata Jokowi dalam rapat terbatas terkait rencana pembentukan Badan Siber Nasional di Kantor Presiden, Jakarta.
Dijelaskannya, kejahatan cyber pada tahun 2014 dan 2015 meningkat drastis hingga mencapai 389 persen di mana mayoritas serangan pada sektor bisnis e-commerce. Tentu saja, menurutnya, munculnya ancaman kejahatan cyber menjadi tantangan baru dari sisi kesiapan lembaga pemerintah apalagi ke depan kita ingin memperkuat ekonomi digital. "Ancaman kejahatan cyber menjadi tantangan baru apalagi ke depan kita ingin memperkuat ekonomi digital kita," katanya.
Untuk mengatasi keamanan cyber, kata Jokowi, pemerintah merasa tidak perlu membentuk Badan baru, melainkan memanfaatkan badan yang sudah tersedia, yang dikelola dari nol. "Kita bisa memanfaatkan, bisa kembangkan, bisa konsolidasi dengan unit-unit di kementerian atau lembaga yang memiliki fungsi keamanan cyber," pungkasnya.