MAJALAH ICT – Jakarta. PT Multipolar Technology Tbk tetap percaya diri meski ekonomi sekarang sedang dalam posisi mengkhawatirkan karena pelemahan rupiah terhadap dolar. Menurut Presiden Direktur Multipolar Harijono Suwarno, hal itu dikarenakan pendapatan perseroan 70% berbentuk valuta asing.
"Kalau kenaikan dolar tidak terlalu tinggi sampai Rp10.500 saja, kami malah diuntungkan karena sekitar 70% pendapatan dalam dolar AS. Jadi self hedging," ujarnya. Ditambahkannya, pelemahan nilai tukar rupiah yang banyak berdampak negatif terhadap sejumlah perusahaan, justru akan menguntungkan perseroan jika level depresiasi tidak di atas Rp.11.000 dalam waktu lama. "Perseroan akan mengalami penurunan pendapatan jika nilai tukar rupiah terlalu lemah dalam jangka waktu panjang karena pelanggan berpotensi melakukan efisiensi belanja teknologi informasi," tambanya.
Dijelaskan Harijono, berdasar laporan keuangan semester I/2013, perseroan membukukan pertumbuhan omzet 42% menjadi Rp.16,8 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu Rp.11,8 miliar. Peningkatan ini dikarenakan permintaan pasar atas solusi teknologi informasi, yakni dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan ritel.
Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada entitas induk tumbuh 69% dari semula Rp.12 miliar menjadi Rp.20,3 miliar. Walaupun begitu, laba per sahamnya menurun dari Rp.15 per saham menjadi Rp.14 per saham karena peningkatan jumlah lembar saham yang meningkat sebanyak 700 juta lembar setelah IPO.
Harijono tetap optimis melalui krisis sekarang ini. "Di 2008 ketika krisis lebih parah dari saat ini kami tetap tumbuh walaupun perlahan, pertumbuhan tidak sampai negatif,” yakinnya.