Search
Sabtu 15 Februari 2025
  • :
  • :

Nasib Path Pasca Masuknya Bakrie

MAJALAH ICT – Jakarta. Bagai buah simalakama, masuknya Bakrie ke Path ternyata membawa dampak positif dan juga negatif. CEO Path Dave Morin, setelah menanti berminggu- minggu, akhirnya gembira karena dana yang diharapkan didapatkan dari investor internasional berhasil.

Salah satunya adalah didapatnya investasi baru sebesar 25 juta dolar AS dari investor baru asal Indonesia, yaitu Bakrie Global Group. Investor yang ada juga berpartisipasi dalam pendanaan, termasuk Greylock Partners, Kleiner Perkins, Index Ventures, Insight Venture Partners, Redpoint Venture Partners dan First Round Capital.

Kegembiraan Dave Morin, bisa jadi tidak berlangsung lama. Indonesia memang dikenal sebagai salah negara yang cukup terdepan dalam menggunakan Path.

Namun sayangnya, masuknya Bakrie ditanggapi negatif oleh banyak pengguna Path. Bahkan ada pergerakan dan menjadi pembicaraan hangat di linimasa jejaring sosial Twitter untuk meng-uninstall Path dari gadget pengguna.

Hanya saja, memang belum terlihat bagaimana profil pengguna Path pasca masuk Bakrie di Path. Kalau berkurang terus-menerus, maka masukknya Bakrie akan menjadi bumerang bagi Path sendiri. Sebaliknya, jika bertambah pengguna dari Indonesia, maka investasi Bakrie bernilai positif bagi Path.

CEO Bakrie Anindya Bakrie mengatakan pihaknya sangat antusias investasi di Path. "Kami sangat antusias untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan Path agar makin maju. Dengan tim manajemen yang solid dan rencana pembangunan yang relevan, Path akan terus menghubungkan banyak orang Indonesia secara pribadi, bermakna dan produktif,” sambut Anindya.

Dave Morin mengaku masih memantau dampak dari masuknya Bakrie Global Group sebagai investor dalam perusahaannya menyusul ramainya gerakan pengguna Path Indonesia untuk meng-uninstall Path.

"Kami memonitor sentimen dan mencoba untuk mengerti apa yang menjadi perhatian dan hal positif,” kata Morin sebagaimana dilansir Recode.net.

Bagi Path, masuknya Bakrie tentu merupakan kabar gembira bagi Path yang beberapa bulan lalu baru mem-PHK 20 persen karyawannya, apalagi Bakrie membawa 25 juta dolar AS atau sekitar Rp 300 miliar. Namun kabar buruknya adalah, reputasi Bakrie sebagai konglomerat di Indonesia yang banyak tidak disukai masyarakat Indonesia.

Menurut Morin, sesungguhnya Bakrie merupakan satu dari empat operator utama di Indonesia yang menjadi partner-nya. "Kami juga bermitra dengan operator lain seperti Telkomsel, XL dan Indosat, untuk mengantarkan kualitas yang lebih bagus kepada pengguna,” katanya.

Ditambahkannya, "Sehingga ini tidak berarti berhenti, hanya karena mereka investasi sedikit terus hanya mereka yang jadi mitra di Indonesia,” tandasnya.

Tulisan ini dan informasi-informasi mengenai perkembangan ICT Indonesia lainnya dapat dibaca di Majalah ICT Edisi No. 20-2014 di sini