MAJALAH ICT – Jakarta. PT XL Axiata Tbk (XL) telah berhasil menjual 2.500 menara telekomunikasinya. Proses jual beli ini ditargetkan selesai pada Juni 2016. Demikian disampaikan Chief of Financial Officer XL Mohamed Adlan.
Adlan meyakinkan bahwa penjualan menara XL akan selesai sesuai waktu yang direncanakan. "Kami tetap on the track penyelesaian proses penjualan tower di semester I-2016 ini," tenadasnya. Ditambahkannya, 2.500 tower tersebut dibeli seharga Rp3,568 triliun. Pembayaran transaksi dilakukan seluruhnya dalam bentuk tunai tanpa komponen lain, baik saham maupun pembayaran yang ditangguhkan.
XL sendiri telah menetapkan dan melakukan penandatanganan perjanjian pembelian aset (PPA) dengan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Dengan ditandatangani PPA tersebut, Protelindo resmi membeli 2.500 menara telekomunikasi milik XL. Bersamaan dengan penandatanganan PPA tersebut, XL dan Protelindo juga menandatangani perjanjian induk sewa menara. Di mana XL telah setuju untuk menyewa kembali 2.432 menara yang telah dijual tersebut dari Protelindo untuk jangka waktu 10 tahun.
“Tujuan utama monetisasi menara ini untuk mengurangi utang. Kalau sukses tentunya fundamental dari XL makin sehat,” jelas Adlan bin. Dikatakannya, perseroan pada tahun ini ingin menekan jumlah utang hingga sebesar Rp.13,29 triliun. Utang tersebut terdiri atas utang jatuh tempo senilai Rp.3,93 triliun dan percepatan pelunasan utang yang mencapai Rp.10,8 triliun.
Rencananya, kata Adlan, seluruh utang jatuh tempo tahun ini akan dibayar dengan kas internal. “Sumber dana untuk percepatan pelunasan utang berasal dari rights issue dan penjualan menara. Ini aksi korporasi masing-masing independen dan tengah berjalan,” ujarnya.
Ditambahkan Adlan, jika tower XL terjual dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS stabil, XL pada tahun ini bisa mencicipi keuntungan. “Kalau semua normal, kita untung tahun ini,” katanya.