MAJALAH ICT – Jakarta. Nokia akan mengurangi 10 ribu – 15 ribu pekerjanya secara global, sebagai bagian dari program redundansi global diumumkan bulan lalu. Pada bulan April perusahaan mengumumkan ribuan PHK di Finlandia dan Jerman, mengikuti akuisisi Alcatel Lucent, yang ditutup awal tahun ini, serta kondisi pasar yang menantang dan pergeseran teknologi.
Pengumuman bulan lalu dilaporkan telah disertakan 1.300 PHK di Finlandia dan 1.400 di Jerman. "Kami belum mendengar apapun angka resmi, namun berdasarkan informasi dari serikat karyawan. Diperkirakan dampak global dari putaran ini kemungkinan akan mengurnagi 10 ribu – 15 ribu pekerja," kata Risto Lehtilahti, pelayan toko serikat buruh di Nokia situs Oulu, sebagaimana dilansir Reuters. Dia menambahkan bahwa ia takut perusahaan akan mengadakan termin berikutnya untuk kembali mem-PHK karyawan.
Nokia sendiri mempekerjakan sekitar 104 ribu orang di seluruh dunia dan mengadakan pembicaraan dengan perwakilan karyawan di sekitar 30 negara. Penyebab yang mendasari pengurangan pekerja adalah terkait dengan kesepakatan Alcatel-Lucent, dengan pengurangan datang terutama di daerah-daerah dimana ada tumpang tindih, seperti R & D, regional dan organisasi penjualan serta fungsi perusahaan. Selain itu, juga beradaptasi dengan pasar yang kian sulit dan pergeseran sumber daya untuk 5G, komputasi awan dan Internet of Things.
Pada bulan Oktober, Nokia mengumumkan target sebesar 900 juta Euro biaya sinergi operasi yang akan dicapai dalam tahun penuh di 2018, meskipun tidak menyebutkan redudansi dibuat pada saat itu. Awal bulan ini, hasil Q1 perusahaan, terjadi penurunan pendapatan, yang dijelaskan CEO Rajeev Suri sebagai "mengecewakan".