MAJALAH ICT – Jakarta. Bisnis telekomunikasi untuk telepon tetap dengan mobilitas terbatas atau Fixed wireless access berbasis teknologi CDMA yang kian redup, membuat PT Telekomunikasi Indonesia akan melikuidasi Telkom Flexi. Ke depannya, Telkom nampaknya sudah yakin untuk mematikan Flexi dan memindahkan pelanggannya ke Telkomsel, anak usaha Telkom.
Perpindahan ini bukan tak berdampak, sebab antara perijinan FWA dengan seluler berbeda. FWA merupakan layanan dengan mobilitas terbatas, sementara seluler tidak terbatas. Pada FWA, konsep penomoran menggunakan telepon tetap atau dikenal dengan telepon rumah, sehingga mencirikan adanya kode wlayah. Seperti pengguna di Jakarta menggunakan 021-xxxxxxx. 021- merupakan kode geografis dimana ketika berpindah kode, nomornya harus berubah atau berbeda. Seperti untuk pengguna di Surabaya misalnya menggunakan nomor 031-xxxxxxx. Sementara untuk seluler menggunakan konsep penomoran NDC (national destination code) seluler dengan ciri masing-masing operator seperti 0812, 0812 untuk Telkomsel, 0815, 0816 untuk Indosat, 0817, 0818 untuk XL dan sebagainya. Dengan digesernya pengguna Flexi ke Telkomsel, mau tidak mau nomor akan berubah alias nomor lama menjadi hangus.
Konsep penomoran dan layanan yang bersifat terbatas membuat tarif FWA relatif lebih murah daripada seluler. Sehingga, dampak lainnya adalah kemungkinan adanya perbedaan tarif, bahkan lebih mahal, jika pengguna Flexi harus berpindah ke Telkomsel. Selain itu, dengan network yang lebih luas, tarif Telkomsel relatif di atas rata-rata tarif layanan seluler.
Sebagaimana diketahui, rencana mematikan Telkom Flexi dan menggesernya ke Telkomsel diungkap Direktur Utama Telkom Arief Yahya. "Telkom Flexi itu kan layanan personal. Sebenarnya mudah ditebak sih personal service pasti harus diganti dengan personal service juga. Di Telkom ada dua personal services, Telkomsel dan Telkom Flexi. Jadi, pelanggan Flexi akan digeser ke Telkomsel," kata Arief.
Namun begitu, menurut Arief, Telkom tidak bisa serta merta mengambil keputusan karena tetap masih menunggu kebijakan dari pemerintah. "Tetapi soal ini semua kami harus menunggu kebijakan dari pemerintah,” ujar Arief.
Semetara itu, Direktur Keuangan Telkom Honesti Basyir menyebutkan bahwa dimatikannya Flexi karena lini bisnis ini tidak membawa keuntungan bagi perseroan. "Sejak awal tahun ini, perseroan sudah tidak melakukan investasi untuk pengembangan Flexi," kata Honesti.
Ditambahkan Honesti, divisi Flexi sudah tidak bisa tumbuh positif dimana setiap tahunnya selalu menyusut mencapai hingga 15%. "Karena itu, kami akan matikan bisnis ini, istilahnya retrench. Karena susah tumbuh," tandas Honesti.
Meski demikian, proses mematikan bisnis ini akan dilakukan secara bertahap. Terutama, Flexi memiliki 4.000 base transceiver station (BTS) yang tidak bisa digunakan untuk teknologi berbasis. Dan BTS tersebut, jika ada yang berminat, akan dijualnya.