MAJALAH ICT – Jakarta. Kabar tak sedap dari pemilik Indosat, Ooredoo, atau sebelumnya dikenal dengan Qatar Telecom. Dikabarkan dari beberapa analis asing, Ooredoo cukup kecewa dengan kinerja Indosat yang merugi dan belum lagi jatuhnya vonis Majelis Hakim kasus dugaan penyalahgunaan frekuensi Indosat-IM2 yang mewajibkan IM2, anak perusahaan Indosat membayar kerugian negara Rp. 1,3 triliun lebih. Dengan kondisi ini, bukan tak mungkin Ooredoo mengikuti jejak Saudi Telecom yang juga hengkang dari Indonesia dan berencana menjual AXIS ke XL.
Berita mengenai kekecewaan Ooredoo belum dapat dikonfirmasi. Namun, sejak awal, semasih bernama Qatar Telecom, dikenal sangat sensitif denga pendapatan perusahaan. Menganggap sudah mengeluarkan uang banyak karena membeli saham STT Singapura yang sebelumnya menguasai Indosat, Ooredoo tidak lagi mengeluarkan capex sehingga tidak ada pembangunan jaringan baru dari Indosat. Kreativitas petinggi Indosat dibelenggu, yang bahkan karyawan senior nya hengkang, dan memilih bekerja di tempat lain.
Termasuk dalam kasus Indosat-IM2. Bukan hanya Ooredoo, namun juga pemerintah Qatar sempat menyurati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempertanyakan kasus ini. Namun, surat itu dianggap angin lalu dan vonis hakim tetap menganggap mantan Dirut IM2 bersalah, dan ada kewajiban mengembalikan uang negara Rp. 1,3 triiiun lebih. Ketidakpastian ini yang membuat Ooredoo dan pemerintah Qatar pusing dengan kelangsungan investasi di Indonesia. Apalagi, mereka merasa sudah menempatkan Alexander Rusli yang notabene adalah orang BUMN yang sebelumnya sebagai Komisaris di Indosat dan juga Staf Khusus Menkominfo, sebagai President dan CEO Indosat.
Sementara itu, di Semester I 2013 ini, PT Indosat Tbk mencatatkan perkembangan kinerja usaha yang menurun. Dari laporan keuangan yang dipublikasikannya, sepanjang semester I 2013 ini, anak perusahaan Ooredoo, Qatar serta BUMN ini, membukukan rugi bersih keseluruhan sebesar Rp. 289,47 miliar. Jumlah itu membengkak 109,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 137,98 miliar.
Dari sisi pendapatan, total revenue yang berhasil dibukukan Indosat mencapai Rp 11,7 triliun atau naik 14,14 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp Rp 10,3 triliun. Dari angka itu, pendapatan dari bisnis seluler masih menjadi penyumbang terbesar bagi perseroan.
Pada akhir Juni 2013, pendapatan dari segmen tersebut mencapai Rp 9,57 triliun, selanjutnya disusul oleh pendapatan dari multimedia, komunikasi, data dan internet Rp 1,6 triliun dan telekomunikasi tetap Rp 536 miliar.
Beberapa pos pengeluaran yang menyumbang naiknya kerugian emiten telekomunikasi ini adalah beban pendanaan yang mencapai Rp 1 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 980 miliar. Selain itu, beban jasa telekomunikasi juga naik Rp 831 miliar menjadi Rp 4,85 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 980 miliar.