MAJALAH ICT – Jakarta. Pada produk BlackBerry sebelumnya, operator mitra BlackBerry di Indonesia dirugikan dengan adanya pola BlackBerry Internet Service (BIS) di mana bagian operator disebut-sebut hanya di bawah 10%, dengan hilangnya BIS di BlackBerry 10, maka operator pun bisa kembali tersenyum.
Pasalnya, akses data di BlackBerry terbaru itu menggunakan akses GPRS, sama halnya dengan ponsel pintar lainnya, di mana seluruh hasilnya untuk operator telekomunikasi dan penyedia konten.
Namun, ini sebenarnya merupakan pertaruhan bagi BlackBerry, karena tidak seperti di negara lainnya, keunggulan BlackBerry di Indonesia justru ada pada BIS-nya, karena umumnya orang Indonesia malas mengecek pemakaian datanya, sehingga kebanyakan memilih paket unimited BIS.
Pertaruhan BlackBerry lainnya ada pada cross platform, di mana BlackBerry Messenger (BBM) akan dibuka untuk ponsel pintar android dan iOS.
Mengingat BBM adalah senjata utama BlackBerry di Indonesia, pembukaan platform tersebut boleh dibilang blunder besar.
Namun terlepas dari itu semua, anggota BRTI Nonot Harsono meminta operator tak mengistimewakan BlackBerry dan diperlakukan sama dengan ponsel pintar lainnya.
