Search
Sabtu 22 Maret 2025
  • :
  • :

Pemerintah Berharap Indonesia Jadi Pemain Utama Teknologi IoT

MAJALAH ICT – Jakarta. Dengan jumlah penduduk lebih dari 235 juta   jiwa dan 297 juta pelanggan  seluler, Indonesia berada di posisi ke-empat pengguna seluler di dunia. Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi market Internet of Things (IoT) terbesar di kawasan Asia Tenggara. Karenanya, Indonesia diharapkan akan menjadi pemeran utama dalam pertumbuhan IoT terbesar di Asia Tenggara.  

Plt. Dirjen Aptika  Mariam F Barata mewakili Menkominfo Rudiantara mengatakan, “ Dengan kondisi saat ini , Indonesia diharapkan akan menjadi pemeran utama dalam pertumbuhan IoT terbesar di Asia Tenggara.  Indonesia menawarkan peluang yang luar biasa dalam hal skala dan penggunaan solusi IoT/M2M” , Jelas Mariam dalam perhelatan Asia IoT Business Platform  ke-9 di Jakarta, Senin (15/8/2016).

Mariam berharap bahwa Indonesia dapat  memanfaatkan teknologi melalui perusahaan-perusahaan besar dan pengambilan kebijakan, dan memimpin transformasi di seluruh wilayah ASEAN.

Penyelenggaraan  acara Asia  IoT  Business  Platform  2016,  sebagai  salah  satu  wujud  nyata  dari  upaya  membangun   jaringan   dan   jalur   komunikasi   yang   intensif   dalam   rangka memperkuat interaksi antar aktor–aktor inovasi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia, baik di level nasional maupun internasional yang merupakan  tanggungjawab  kita  bersama  antara Pemerintah,  Industri,  pelaku  bisnis,  dan  lembaga  riset,  serta  masyarakat  sipil  untuk  bersinergi  memberikan kontribusi bagi pembangunan negeri kita tercinta.

“Machine  to Machine(M2M) atau Internet of Things di dunia Internasional dan juga Indonesia terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sektor perangkat rumah tangga, perkantoran,  korporasi,  dan  transportasi  adalah  sektor  yang  paling  banyak menerapkan teknologi IoT/M2M atau layanan yang terhubung dengan internet” , ujar Mariam

Lebih lanjut Mariam menyatakan bahwa saat  ini  IoT  tengah  menjadi  issue  yg  hangat  menjadi  perbincangan  berbagai kalangan.  IoT  juga  mulai  akrab  di  tengah  masyarakat  dan  banyak  digunakan untuk   membantu   berbagai   aktivitas   di   keseharian.   IoT   merupakan   suatu teknologi  yang  dapat  menghubungkan  berbagai  hal,  baik  secara  fisik  maupun virtual   melalui   internet,   ternyata   memiliki   banyak   fungsi   yang   sebelumnya mungkin belum pernah diduga atau dianggap mungkin terjadi.

Riset dari International Data Corporation (IDC, 2015) memprediksi bahwa di Asia Pasifik  (termasuk  Indonesia)  hingga  2020  akan  terjadi  peningkatan  jumlah perangkat yang terhubung dari 3,1 miliar menjadi 8,6 miliar. Sedangkan, dari sisi pertumbuhan  pasar,  nilainya  diperkirakan  mencapai  US$250  miliar  pada  2015 dan melonjak menjadi US$ 583 miliar pada 2020. Industri  di  Indonesia  juga  mengalami  pertumbuhan.  Pada  tahun  2030,  sektor otomotif  diperkirakan  mencapai  46  juta  kendaraan,  sementara  itu  di  sektor layanan  umum,  akan  tersedia  83  juta  rumah  untuk  300  juta  penduduk.  Di  sisi lain, di sektor perdagangan, ada 4,8 juta UKM yang akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.  

Merujuk   data   tersebut,   dapat   disimpulkan   bahwa   IoT   tidak   hanya   dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat modern seperti smart city, smart public transportation   system, digital   payment,   atau   semacamnya,   tetapi juga mendorong industri untuk menciptakan atau mengembangkan aplikasi baru yang dapat  digunakan  diberbagai  sektor  kehidupan  seperti     e-Health,  pendidikan, asuransi user-based, aplikasi bisnis.  

Perkembangan  IoT  secara  tidak  langsung  akan  mendorong  perkembangan big data yang  menampung  dan  memproses  berbagai  data.  Beberapa  ahli  bahkan telah melakukan proyeksi bahwa pada tahun 2020 nanti akan terdapat lebih dari 212 miliar perangkat yang telah terhubung. Selain itu nantinya juga akan ada 30 miliar lebih sensor-sensor yang akan terhubung ke jaringan.

Dalam  penerapannya,  IoT  perlu  diikuti  dengan  penerapan  teknologi  keamanan yang   mumpuni.   Termasuk   keamanan   jaringan.   Seberapa   jauh,   standar keamanan yang boleh diterapkan? Berapa kali autentikasi? Sofware atau skema lapisan pengamanan minimal macam apa yang harus disediakan oleh penyedia perangkat?  Apa  saja  hak  dan  kewajiban  penyedia  layanan  dan  konsumennya, dan seterusnya.

Pemerintah  tentu  mendukung  perkembangan  layanan/teknologi  IoT  ini  antara lain   dengan   menyusun   regulasi   atau   kebijakan   bersama   para   pemangku kepentingan   majemuk   (multistakeholder), tegas Mariam.  

Acara Asia IoT Businees Platform ini melibatkan pejabat pemerintah, pemimpin bisnis di sector Internet of Things (IoT) dan Machine to Machine (M2M, serta perusahaan-perusahaan local yang ingin menjelajahi solusi pertumbuhan dan efesiensi bisnis, dengan menghadirkan pembicara  Vice President Enterprise Digital Services, Marina Kacaribu;  Head of IoT XL Axiata, Arifa Febriyanti; Head M2M Indosat Ooredoo Hendra Sumiarsa; Director for ICT Infrastructure BEKRAF.