MAJALAH ICT – Jakarta. Banyak negara saat ini bersiap-siap untuk memulai melakukan penelitian generasi berikut sebagai kelanjutan 4G di industri seluler, yaitu teknologi generasi ke-5 atau 5G. Teknologi yang sudah ditetapkan dengan nama IMT-2020 dan diperkirakan akan mulai bisa diadopsi pada 2020, membuat negara adi daya Amerika Serikat juga menggelontorkan dana penelitian yang tidak sedikit. 400 juta dolar AS atau sekitar Rp. 5,4 triliun akan dikucurkan untuk pengembangan teknologi 5G.
Diumumkan Gedung Putih, program penelitian bertujuan untuk membangun jaringan nirkabel 5G di seluruh negeri, TechCrunch melaporkan. Proyek, yang disebut Advanced Wireless Research Initiative, akan dipimpin oleh National Science Foundation (NSF). Selama tujuh tahun ke depan, NSF akan memulai dan mempelajari empat kota untuk program pengujian guna melihat bagaimana jaringan nirkabel 5G bisa dilaksanakan.
Pengumuman ini datang hanya satu hari setelah FCC mulai membuka gelombang freuensi berkecepatan tinggi untuk mempersiapkan Amerika Serikat untuk jaringan 5G. FCC mengatakan diharapkan jaringan 5G pertama dihadirkan pada tahun 2020, setelah gelombang udara telah dibuka dan teknologi siap.
Pendanaan untuk AWRI berasal dari NSF dan beberapa perusahaan swasta seperti Samsung, AT & T, T-Mobile, dan Qualcomm. Perusahaan tertentu seperti AT & T, bersama Aliansi untuk Industri Telekomunikasi Solusi dan Asosiasi Industri Telekomunikasi, juga akan memberikan desain dan dukungan teknis.