MAJALAH ICT – Jakarta. Menurut Laporan Akamai, Indonesia dan India menempati posisi paling buncit dalam memberikan layanan internet, alias kecepatan internet di dua negera ini terlelet di dunia. Namun, jika pemerintah Indonesia, melalu Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring justru mempertanyakan untuk apa internet cepat, India mengambil sikap berbeda.
Ketua India Telecom Regulatory Authority (ITRA), regulator telekomunikasi di India, Rahul Khullar, justru mengakui bahwa pihaknya gagal dalam meberikan internet cepat di negeri Taj Mahal tersebut. Menurut rahul, seperti disampaikan melaui ZDnet, program National Optic Fibre Network yang dijalankan oleh pemerintah India telah gagal dalam memberikan akses internet cepat kepada masyarakat. "Kami telah gagal dalam hal melakukan pembangunan broadband," kata dia.
Dijelaskan Rahul, mayoritas masyarakat India saat ini menggunakan jaringan 2G, yang tentunya tak menawarkan kecepatan tinggi. Oleh karena itu, dia pun berharap agar pemerintah segera membenahi masalah ini dan menyediakan spektrum frekuensi yang cukup agar masyarakat India bisa merasakan kenyamanan internet.
Ditandaskannya, masyarakat India baru bisa merasakan kenyamanan dalam berinternet jika hanya program NOFN berhasil dilaksanakan.