MAJALAH ICT – Jakarta. Facebook diduga ditekan oleh sekelompok pemegang saham untuk mengganti posisi CEO Mark Zuckerberg dari dewan direksi. Para pemilik saham ingin Zuckerberg, yang telah jadi CEO sejak 2012, untuk digantikan dengan CEO yang independen.
“Kami percaya bahwa kombinasi dari dua peran ini, di satu orang melemahkan pemerintahan korporasi, yang dapat merugikan nilai pemegang saham,” demikian bunyi proposal pemegang saham Facebook. Proposal disampaikan oleh kelompok pengawas konsumen SumOfUs. Organisasi ini bekerja untuk mengekang pertumbuhan kekuatan perusahaan, apakah itu berkaitan dengan polusi atau penggelapan pajak.
Mengganti posisi Zuckerberg sebagai CEO Facebook diklaim bahwa dengan CEO independen akan melakukan lebih baik untuk “mengawasi eksekutif perusahaan, meningkatkan tata kelola perusahaan, dan menetapkan lebih akuntabel, agenda pro-pemegang saham,” demikian menurut VentureBeat.
Proposal yang terungkap datang setelah gugatan diajukan oleh pemegang saham Facebook terhadap dewan direksi yang dituduh tidak mewakili kepentingan investor ketika menyetujui rencana saham yang diusulkan Zuckerberg. Zuckerberg, yang memegang saham mayoritas dari saham yang berhak suara di Facebook, ingin dapat menjual sahamnya untuk mendanai upaya filantropis, Chan Zuckerberg Initiative, tanpa kehilangan kendali perusahaan. Dia kemudian mengusulkan pembentukan kelas baru saham untuk dirinya sendiri yang masih akan membiarkan dia tetap mengendalikan perusahaan. Panitia akhirnya menyetujui rencana Zuckerberg.
Proposal baru-baru ini melibatkan struktur baru yang disetujui oleh Facebook tahun lalu sebagai ketidakseimbangan kekuasaan. “Dalam pandangan kami, nilai pemegang saham ditingkatkan dengan kursi dewan independen yang dapat memberikan keseimbangan kekuasaan antara CEO dan dewan direksi serta mendukung kepemimpinan dewan yang kuat. Kepemimpinan dewan independen sangat dibutuhkan di Facebook menyusul keputusan dewan pada tahun 2016 untuk menyetujui struktur modal baru yang mengurangi hak-hak pemegang saham Kelas A tanpa memerlukan suara mayoritas dari mereka pemegang saham.”