MAJALAH ICT – Jakarta. Hari setelah pembuat smartphone asal Korea Samsung mengakui kesalahan besar dengan Galaxy Note-nya 7 yang diikuti dengan perintah penarikan kembali ponsel yang baru diluncurkan, bisa menjadi titik balik kesuksesan Samsung, yang berujung pada kejatuhan Samsung. Kondisi ini, meski tidak sama, mirip dengan kondisi ketika BlackBerry menggelontokan versi baru BalckBerry 10, yang kemudian tidak laku dipasaran. Nasib BlackBerry yang sebelumnya berjaya, terutama di negara Asia Pasifik, langsung melorot dan nyaris bangkrut hingga aset-aset pentingya dijual.
Untuk Samsung Galaxy Note 7, sejauh ini telah menerima 92 laporan terverifikasi mengenai baterai yang panas dan meledak di Amerika Serikat. Ini secara signifikan lebih tinggi dari pengumuman awal yang menyatakan adanya masalah pada 35 ponsel ketika ada perintah penarikan kembali. Dari kasus ini, hampir 55 kasus melibatkan semacam properti dan mobil serta kerusakan aset akibat ledakan.
Komisi Keamanan Produk Konsumen (CPSC) Amerika Serikat sendiri telah secara resmi mengingatkan untuk menarik satu juta Galaxy Note 7 yang hingga sampai saat ini perusahaan telah menangani recall sendiri tanpa koordinasi dengan CPSC.
Dengan kolaborasi terbaru antara agen federal dan pembuat smartphone, pengecer tidak bisa lagi menjual handset rusak, yang mungkin telah menyebar sebelum keterlibatan CPSC. Ini akan menjadi ilegal bagi pengecer untuk menjual Note 7 dan mereka akan dipaksa untuk mengembalikan semua ponsel yang tidak terjual.
Menurut Samsung, kesalahan dengan komponen baterai diperoleh dari anak perusahaan Samsung, Samsung SDI, yang menyebabkan sel-sel memanas dan meledak. Karena sifat risiko nya perangkat yang bisa meledak, telah ada larangan di pesawat yang besar secara global dengan beberapa operator bahkan menolak untuk membawa pengiriman di kargo.
Recall telah terbukti menjadi kemunduran bagi Samsung, dimana sesungguhnya ini adalah waktunya Galaxy Note 7 untuk mengambil posisi Apple iPhone 7 dan meningkatkan penjualan, laporan Reuters. Tapi sekarang proses penggantian akan membuktikan mahal dengan beberapa analis menyebutkan bahwa Samsung akan kehilangan hampir 5 milyar dolar AS atau Rp.66 triliun pendapatan tahun ini karena itu.