MAJALAH ICT – Jakarta. Pendapatan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dari sektor UKM ternyata masih sangat kecil. Tercatat, pendapatan dari segmen Small Medium Enterprise (SME) ini baru berkotribusi sebesar 20%. Meski sedikit, pendapatan dinilai diklaim tumbuh 70% dibanding tahun 2014.
Sementara itu, sebagaimana disampaikan Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise & Business Service Telkom, pencapaian pendapatan dari segmen enterprise, yakni sebesar 69%. Pendapatan enterprise tumbuh 27% di banding 2014. Sedangkan kontribusi dari segmen Government sebesar 11% terhadap pendapatan ICT di segmen high end market. Pendapatannya tumbuh 20% dibanding tahun lalu.
Secara total, kata Awaluddin, pendapatan Rp.23 triliun di sepanjang 2015 dari bisnis teknologi informasi (ICT) di segmen high end market. Konsumen di segmen ini meliputi perusahaan, pemerintah, dan UKM. Pendapatan ini tumbuh 30% dibandingkan perolehan di 2014. Adapun rata-rata pertumbuhan industri ICT di segmen high end market Indonesia sebesar 12%. "Pencapaian pendapatan tersebut jauh di atas target," yakin penggemar batik ini.
Diungkapkannya, pada 2015 terjadi pergeseran portofolio produk dan bisnis ICT, Dominasi legacy voice & broadband connectivity portfolio digantikan oleh digital solution & IT services portfolio. Perubahan ini bagian dari respons Telkom terhadap perubahan regulasi, peluang bisnis ICT dan teknologi digital yang demikian cepat. Perubahan, katanya, juga terlihat dari penurunan pertumbuhan pasar layanan telekomunikasi tradisional untuk layanan suara (voice services) yang berdampak terhadap penurunan portofolio bisnis di legacy voice Telkom, termasuk di segmen High End Market.
Meski begitu, ujarnya, Telkom mampu menahan laju penurunan pendapatan voice yang diproyeksikan turun sebesar 4% di tahun 2015 menjadi hanya mengalami penurunan sebesar 2% saja. "Telkom menyiapkan strategi bisnis menahan laju penurunan bisnis legacy voice yang saat ini mengkontribusi 15% pendapatan di segmen High End Market," pungkasnya.