MAJALAH ICT – Jakarta. Samsung mulai menghadapi siklus 5 tahunan. Setelah produknya begitu ‘digila-gilai’ dan menjadi ponsel ‘sejuta umat’ kini penjualan Samsung merosot tajam. Hal itu dapat dilihat dari penjualan Samsung Galaxy S5 yang ternyata meleset jauh dari harapan. Nampaknya, Samsung Galaxy S5 tidak laku.
Dari laporan, Samsung Galaxy S5 menurun 40% dari angka penjualan yang diharapkan. Padahal produk ini tampil percaya diri, dan dijual dengan harga tinggi sekitar Rp. 7 jutaan. Penuruan produk Samsung ini disebut-sebut bahwa Samsung telah kehilangan aura bintang untuk tetap menjadi teratas dalam penjualan ponse di dunia, di atas Apple dan, kini, Xiaomi.
Kegagalan S5 tentu saja berimbas terhadap kinerja pabrik Samsung di Korea Selatan. Restrukturisasi diprediksi akan terjadi. Dan imbasnya, JK Shin, yang telah memimpin Samsung mendaki ke tingkat tertinggi secara cepat, bersiap untuk digeser dan dikeluarkan dari perannya mengawasi divisi mobile perusahaan. Wall Street Journal (WSJ) melihat peran Shin akan dipindahtangankan.
Menurut sumber WSJ, Shin dinilai tidak serius mempertanyakan proyeksi optimis untuk pemesanan telepon seluler. Apalagi, produksi S5 lebih besar 20% dari produksi S4, pendahulunya. Belum jelas siapa yang akan menggantikan posisi Shin. Meski, disebut-sebut, Co CEO lainnya, BK Yoon, berpeluang besar menduduki posisi Shin sekarang. Yoon sendiri saat ini mengurusi divisi Samsung untuk peralatan rumah dan bisnis televisi.