Search
Sabtu 15 Februari 2025
  • :
  • :

Penyadapan Australia Kian Benderang, Hacker Indonesia Kembali Bergeliat

MAJALAH ICT – Jakarta. Isu soal penyadapan Australia terhadap Indonesia menjadi kian terang benderang, hal itu setelah beredar slide yang menginformasi penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono dan sejumlah Menteri. Para hacker Indonesia yang beberapa saat terakhir istirahat, sambil memastikan tidak ada serangan balik Australia kini mulai bergeliat. Ancaman serangan kembali disebarkan.

Demikian informasi yang didapat Majalah ICT serangan yang akan dilakukan para ahcker akan berbeda dari sasaran-sasaran sebelumnya. Namun belum dapat dipastikan sasaran mana yang akan dituju. HAcker Indonesia yakin harus menyerang kembali mengingat situs-situs yang diduga diretas Australia ternyata setelah diselediki jatuh karena berbagai faktor, seperti situs yang sedang maintenance, ataupun ada hacker lokal yang mengisengi situs negeri sendiri agar seolah-seolah serangan dari Australia.

Sebagaimana diketahui, sebagai dampak dari aksi Australia memata-matai dan menyadap Indonesia, para peretas Indonesia merasa terpanggil untuk ikut bela negara dari aksi yang tidak dapat diterima dalam hubungan internasional. Bagi para hacker, memata-matai atau menyadap itu sama dengan mencuri.

Karena itu, hacker Indonesia menyatakan tekadnya untuk terus menggempur situs-situs pemerintah Australia. Sampai Australia meminta maaf pada Indonesia. Namun, permintaan maaf tidak kunjung terucap. Alhasil, para peretas bersatu, yang di dunia nyata tentara kita tidak punya alutsista memadai, namun di dunia maya Indonesia tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. Para hacker yakin bahwa banyak pasukan DDOS yang siap membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Karena penyadapan itu ibarat mencuri," tegas penggiat komunitas hacker MIrza_stw. 

Soal kemungkinan akan terjadinya cyber war atau perang cyber antara pihak hacker Indonesia dan hacker Australia, dikatanya bahwa mereka siap menghadapi kemungkinan tersebut. "Kalau cyber war siap karna kami pemuda pemudi INDONESIA tidak takut kpd siapapun kecuali kpd pencipta," yakinnya. Namun begitu, hingga saat ini, katanya, belum ada tanda-tanda peretas Australia akan melakukan serangan balik ke Indonesia.

Dan saat Hari Pahlawan 10 Nopember lalu, dua situs utama intelijen Australia, ASIS dan ASIO pun semaput diserang peretas Indonesia yang berjumlah sekitar 1000-an.