MAJALAH ICT – Jakarta. Isu penyadapan yang diungkapkan Edward Snowden, mantan kontraktor dinas intelijen Amerika Serikat NSA, sedikit demi sedikti terkuat. Snowden yang mengatakan bahwa Singapura dan Korea Selatan membantu Australia menyadap Indonesia, dibenarkan oleh Korea selatan. Walaupun Singapura tidak mengakuinya, namun pengakuan Korea Selatan ini sudah jelas mengkonfirmasi bahwa penyadapan ada. Apa sanksi yang akan diberikan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring?
Pengakuan Korea Selatan disampaikan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. diungkap Marty, Korea Selatan mengakui menyadap, sementara Singapura tidak membantah namun juga tidak membenarkan. "Dubes Korea di Jakarta juga sudah dipanggil dan tidak menyanggah berita tersebut. Kalau Dubes di Singapura mengatakan akan menyampaikan kepada pemerintahnya. Mereka menyatakan bahwa pemberitaan ini tidak ada dasarnya," kata Marty.
Dijelaskan Marty, pihak Korea Selatan sudah mengakui bahwa pihaknya benar menyadap melalui jaringan serat optik. Dari bocoran laporan, terkonfirmasi bahwa Singapura merupakan salah satu titik pertemuan (hub) telekomunikasi yang paling penting di dunia, merupakan kunci dari pihak ketiga yang merupakan mitra "Lima Mata (five eyes)" yang berdasar kesepakatan UKUSA terdiri dari AS, Inggris, Australia, Kanada dana Selandia Baru.
Dalam laporan agustus lalu terungkap bahwa Defence Signals Directorate (DSD) Asutralia merupakan mitra dari intelijen Singapura untuk menyadap kabel SEA-ME-WE-3, kabel yang terbentang dari Jepang, melalui Singapura, Djibouti, Suez dan selat Gibraltar hingga menuju Jerman bagian Utara.
Bukan hanya SEA-Me-WE-3 saja yang disadap karena ternyata juga SEA-Me-WE-4 yang terbentang dari Singapura hingga Prancis. Akses ke saluran telekomunikasi internasional ini disebut difasilitasi oleh Singapore Telecom atau Singtel yang merupakan operator telekomunikasi milik pemerintah Singapura. Singtel menjadi elemen penting intelijen Australia-Singapura dalam 15 tahun terakhir.
Singapura sendiri hadir di Indonesia melalui Bukaka SingTel, STT dan SingTel. Bukaka SingTel telah di buy back Telkom beberapa tahun lalu, sama dengan STT yang sahamnya beralih ke Qatar Telecom atau sekarang Ooredoo. Sementara Singtel menguasai 35% saham di Telkomsel, operator terbesar Indonesia saat ini dengan sekitar 130 juta pengguna telepon seluler.
Kementerian Komunikasi dan Informatika serius menanggapi isu penyadapan. Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring secara tegas menyatakan, akan menutup operator telekomunikasi yang terbukti menjual atau membocorkan data-data ke pihak asing. Dari perkembangan informasi yang mencuat, mulai terkuak adanya jejak Singapura dalam membantu penyadapan yang dilakukan Australia.
"Kita lihat motifnya, kalau memang ada keterlibatan secara kuat ini melanggar UU, bisa ditutup usaha telekomunikasinya," kata Tifatul Terkait hal tersebut saat memanggil operator ke kantornya untuk membahas isu penyadapan. Tifatul memberikan waktu seminggu bagi operator utnuk membuktikan bahwa mereka tidak terlibat.
"Pemerintah tengah meminta data-data dari seluruh operator telekomunikasi. Hal itu dilakukan untuk memastikan apakah operator telepon telah menjalankan bisnisnya sesuai dengan UU yang berlaku. Kewenangan Kominfo adalah memeriksa secara teknis, apakah sudah sesuai dengan ketentuan UU yang berlaku. Kita akan koordinasikan dengan pihak operator dan menunggu jawaban dari teman-teman operator," kata Tifatul.
Informasi terbaru dilontarkan Menteri Pemuda dan Olah Raga KRMT Roy Suryo. Pengamat Telematika ini menegaskan bahwa oeprator telekomunikasi Indosat berada di belakang isu penyadapan yang saat ini mengemuka dengan tersadapnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan para Menteri. Karena itu, Roy yang juga Pengamat Telematika mendesak Indosat harus bertanggung jawab.