Search
Rabu 26 Maret 2025
  • :
  • :

Per September, Bakrie Telecom Rugi Rp. 1,52 Triliun dan Utang Rp. 9,4 Triliun

MAJALAH ICT – Jakarta. Walaupun dalam banyak kesempatan PT Bakrie Telecom Tbk diakui direksinya bahwa  kinerja perusahaan positif, namun, angka-angka membuktikan sebaliknya. Per September 2013 lalu merugi Rp 1,52 triliun, dengan utang Rp 9,4 triliun. Untungnya, posisi kas perusahaan ini masih memiliki dana Rp 770 miliar.

Rugi perseroan hingga Rp 1,52 triliun, ini artinya meningkat 53% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 988,3 miliar. Pemicu naiknya kerugian selain turunnya pendapatan dari operator pengusung teknologi CDMA ini, tak lain karena beban keuangan yang mencapai Rp 534,879 miliar dan rugi kurs sebesar Rp 1,298 triliun. Hingga Triwulan III-2013, BTEL mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 1,596 triliun. 

Menurut Direktur Utama BTEL Jastiro Abi, industri memang sedang turun, namun meski tidak positif diproyeksikan akhir tahun ini kinerja lebih bagus. "Kerugian mudah-mudahan berkurang tapi belum tahu berapa, lihat kurs," kata Jastiro saat Public Expose BTEL di Jakarta. Dengan demikian, tambahnya, pihaknya belum bisa menentukan kapan perseroan akan melunasi utang-utangnya tersebut.

Dijelaskan Jastiro, untuk proyeksi akhir tahun 2013, perseroan masih pesimistis bisa mencatatkan laba tahun ini. Perseroan akan fokus untuk membenahi kinerja perseroan terlebih dahulu. Namun, lanjutnya, meskipun belum bisa meraih laba hingga akhir tahun bahkan tahun depan, namun pihaknya punya beberapa opsi untuk melunasi utang-utangnya senilai total Rp 9,4 triliun.

"Kondisi market seperti ini yang bisa dilakukan ya efisiensi beban biaya. Mengurangi utang berapa belum bisa kita sebut. Tapi mungkin opsinya bisa melakukan sales swap, rights issue, extend maturity atau refinancing," urainya. Dan pihaknya sudah menunjuk FTI Consulting untuk utang-utang tersebut. "Kita sudah tunjuk FTI consulting untuk utang-utang kita dan sudah bicara dengan pemegang obligasi. Mereka melihat terlalu banyak opportunity di kita jadi istilahnya support untuk reprofile utangnya. Kita mau secepatnya, makin cepat makin baik," pungkas Jastiro.