MAJALAH ICT – Jakarta. Perusahaan global untuk teknologi keamanan siber Fortinet merilis laporan semi-tahunan Global Threat Landscape Report yang terbaru dari FortiGuard Labs. Dalam laporannya, FortiGuard Labs mendokumentasi peningkatan substansial pada pertumbuhan varian ransomware dalam beberapa tahun terakhir, yang utamanya didorong oleh adopsi Ransomware-as-a-Service (RaaS). Namun, FortiGuard Labs menemukan bahwa jumlah perusahaan yang mendeteksi ransomware dalam paruh pertama 2023 (13%) menurun dibandingkan dengan lima tahun lalu (22%). Hal tersebut mendukung tren yang diamati oleh FortiGuard Labs beberapa tahun terakhir, bahwa ransomware dan serangan lainnya menjadi semakin terarah berkat meningkatnya keterampilan para penyerang dan keinginan untuk meningkatkan ROI per serangan. Riset juga menemukan bahwa volume deteksi ransomware terus bergejolak, mengakhiri paruh pertama 2023 13x lebih tinggi dari akhir 2022, tapi masih berada dalam tren menurun secara keseluruhan jika dibandingkan tahun demi tahun.
Hal tersebut dipaparkan oleh Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim dalam kegiatan bersama jurnalis pada baru-baru ini di Jakarta. Menurutnya, tujuan dirilisnya laporan tersebut secara berkala adalah untuk memberikan gambaran kepada pasar mengenai lanskap ancaman siber yang ada, baik secara global maupun Indonesia.
“FortiGuard Labs memang bertugas untuk memonitor ancaman-ancaman kejahatan siber. Semua vendor-vendor di bidang keamanan siber selalu berkolaborasi. Ada 500 lebih institusi dan individu yang berkolaborasi untuk melihat ancaman, semua ini melibatkan banyak stakeholder.”
Menurutnya, pada tahun 2023, Indonesia menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh virus yang terus berevolusi, botnet, dan eksploitasi kerentanan digital. Seiring meningkatnya ancaman ini dalam hal kompleksitas dan skala, semakin penting bagi perusahaan lokal maupun individu untuk memperkuat kesiapan keamanan siber.
“Memprioritaskan patching kerentanan dengan cepat dan mengimplementasikan langkah proaktif sangat penting dalam melawan risiko berulang ini dan memastikan perlindungan terhadap kehadiran digital mereka.”
Edwin menegaskan bahwa untuk mempersempit kesenjangan antara kebutuhan industri akan tenaga ahli di bidang keamanan siber, butuh dukungan dari dunia pendidikan. Fortinet Indonesia mulai menjalin kerjasama dengan berbagai kampus di Indonesia untuk merealisasikan terciptanya sumber daya manusia bidang keamanan siber sehingga bisa memenuhi kebutuhan industri.
“Sejak awal tahun kami telah memiliki program Akademi Fortinet. Program ini fokus pada kerjasama dengan lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri dengan memberikan akses gratis terhadap produk-produk Fortinet selama tiga tahun. Harapannya, mereka bisa bangun cyberlab sendiri.”
Mahasiswa juga bisa mengakses modul-modul training secara gratis di portal Fortinet. Pihak perusahaan bahkan juga memberikan sertifikasi gratis berstandar internasional.
“Kami telah bekerjasana dengan beberapa universitas seperti Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Diponegoro dan lainnya. Selama mereka memiliki email dengan domain ac.id, kata Edwin, mereka bisa mendapatkan akses serta ikut ujian sertifikasi.”
Meski saat ini fokusnya adalah perguruan tinggi, namun Fortinet tidak mengabaikan jenjang pendidikan yang di bawahnya.
“Untuk tingkat SMA atau SMP, kami biasanya melakukan sharing session atau kuliah umum. Bahkan untuk level TK pun kita juga sudah edukasi melalui komik ilustrasi. Bagaimana menjelaskan phising kepada anak TK dan SD? Dengan komiklah mereka bisa tahu.”
Sebagai pemimpin dalam inovasi keamanan siber dan jaringan kelas perusahaan, Fortinet membantu mengamankan lebih dari setengah juta perusahaan di seluruh dunia, termasuk perusahaan global, penyedia jasa, dan lembaga pemerintahan. Selain itu, pengembangan yang sedang dilaksanakan oleh Fortinet terkait penerapan kecerdasan buatan (AI) terhadap kasus penggunaan keamanan siber, baik di FortiGuard Labs maupun portofolio produk kami, akan mempercepat pencegahan, deteksi, dan respons terhadap ancaman yang diketahui dan tidak diketahui.