MAJALAH ICT – Jakarta. Rencana perusahaan manufaktur asal Taiwan, Foxconn Technology Co Ltd. untuk membangun pabrik manufaktur di Indonesia, sampai saat ini belum juga terealisasi. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, perundingan memang belum rampung, terutama menyangkut teknis. Meski begitu, dia berharap pembangunan pabrik telepon seluler tersebut sudah mulai dilakukan 2013.
Dijelaskan Hidayat, dalam investasinya ini, Foxconn akan menggandeng perusahaan lokal PT Erajaya Swasembada. Realisasi investasi Foxconn akan diumumkan pada September mendatang. "Memang rumit bentuk kerja samanya, banyak hal yang harus dipastikan ," uja Hidayat.
Menurut Hidayat, saat ini sudah tersedia lahan seluas seribu hektar untuk pembangunan pabrik tersebut. "Investasinya antara 1-10 miliar dolar AS, bertahap sampai 10 tahun ke depan," ungkapnya.
Sebelum disebutkan September, MS Hidayat mengatakan bahwa pada Agustus mendatang pihaknya bersama Kementerian Perdagangan dan Foxconn sendiri akan mengeluarkan pernyataan bersama mengenai rencana realisasi investasi Foxcon di Indonesia.
"Perudingan dengan Foxconn belum selesai sepenuhnya, namun bulan depan kami akan mengundang Foxconn untuk membuat joint statement terkait kesiapan masuk ke Indonesia," jelas Hidayat.
Ditambahkan Hidayat, masalah pertanahan sudah tidak lagi menjadi isu. "Soal lahan untuk lokasi pabrik sudah tidak masalah, sudah tersedia DKI Jakarta dan Jawa Barat," katanya. Pernyataan bersama, ungkapnya, akan lebih membahas pembentukan perusahaan patungan dan teknis Foxconn merealisasikan investasi di Indonesia.
Hidayat menambahkan, Indonesia tentu tidak ingin rencana investasi Foxconn tersebut tertunda-tunda karena hanya akan menghilangkan potensi bisnis di dalam negeri. "Kami ingin tahun ini juga bisa mulai. Soalnya kalau molor terus kan kita juga yang rugi," ujarnya. Kerugian itu, kata Hidayat, adalah potensi hilangnya pendapatan pemerintah tercermin dari banyaknya produk teknologi seperti ponsel dan perangkat telekomunikasi ilegal yang beredar di pasar.
Disampaikan Hidayat, Foxconn sudah menyatakan komitmen investasi di Indonesia hingga 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp. 100 triliun 10 tahun ke depan. "Ini potensi yang seharusnya bisa dipercepat agar tidak merugikan negara," tandas mantan Ketua Umum Kadin ini.