MAJALAH ICT – Jakarta. Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat ini menghadapi keluhan pengguna listrik dengan meteran prabayar. Alih-alih mengikuti jejak operator seluler yang menjual pulsa prabayar, sistem prabayar yang dikembangkan PLN tidak berjalan mulus. Pasalnya, meteran prabayar laksana mesin ‘bisu’ karena tidak bisa berkomunikasi kondisi seperti masa berlaku pulsa, pulsa yang akan segra habis dan sebagainya.
Untuk menjawab permasalahan yang tidak diantisipasi PLN jauh-jauh hari sebelumnya karena hanya ingin mendapatkan dana cash dari pengguna PLN, Operator telepon seluler PT Telkomsel menerima tawaran PLN untuk melayani pelanggan listrik prabayar. Seperti diungkap Direktur Sales PT Telkomsel Mas`ud Khamid.
"Di sela-sela CEO APEC Summit, kami mendapat tawaran dari PLN untuk melayani pelanggan listrik prabayar. PLN mempunyai masalah meteran yang tidak bisa dikomunikasikan kepada pelanggannya," kata Khamid. Dan Telkomsel, menyambut tantangan tersebut.
Dijelaskan Khamid, sinergi antara Telkomsel dan PLN itu bagian dari tiga prioritas utama kesepakatan Pejabat Eksekutif Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (CEO APEC Summit) 2013 di Bali mengenai inovasi teknologi di kawasan Asia-Pasifik. "Kami bisa memberikan semacam chip kepada seluruh pelanggan PLN. PLN bisa menginformasikan mengenai voucher habis atau tenggat waktunya berakhir," tambahnya.
Dengan sinergi PLN-Telkomsel ini, pengguna Telkomsel yang saat ini sudah mencapai128 juta pelanggan, maka akan bertambah lagi dengan jumlah pelanggan prabayar PLN diperkirakan mencapai 55 juta.