MAJALAH ICT – Jakarta. Pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia mengantisipasi agar peralatan dan persenjataan Polri khususnya Detasemen Khusus 88 Antiteror tidak disadap pihak Australia, dan juga dan Amerika Serikat, mengingat sejumlah alat kepolisian ada yang dihibah dari kedua negara itu. Demikian disampaikan Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Ronny Franky Sompie di Mabes Polri, Jakarta.
Ronny mengaku pihaknya telah mengantisipasi upaya penyadapan yang dilakukan intelijen asing dalam setiap kerjasama. "Kita antisipasi. Kami akan mengevaluasi semua peralatan. Saya kira Kepala Densus 88 dibawah Komando Kabareskrim ketika membeli atau menerima hibah alat itu sudah mengetahui kemungkinan ada penyadapan," tandas Ronny.
Namun begitu, masalah ini tetap akan ditanyakan kepada Densus 88 dan Bareskrim Polri apakah ada kemungkinan segala macam data yang ada pada Densus 88 tersadap, terekam, dan bisa disalahgunakan untuk kepentingan negara lain, termasuk oleh Australia. "Ini yang akan kami evaluasi," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, kerjasama antara Polri dengan kepolisian Australia,Australian Federal Police (AFP) semakin meningkat terutama pascaserangan bom Bali tahun 2001 dan ledakan di depan Kedutaan Besar Australia di Jakarta tahun 2004. Kerjasama yang dilakukan Polri dengan AFP meliputi pengembangan kemampuan personel dan pertukaran informasi intelijen.