Search
Sabtu 5 Oktober 2024
  • :
  • :

Proses Migrasi ke 4G LTE Ternyata Masih Berjalan Lambat

MAJALAH ICT – Jakarta. Proses migrasi pengguna dari penggunaan 2G ataupun 3G ke teknologi baru seluler generasi ke-4 (4G) berbasis LTE, ternyata masih berjalan lambat. Sampai saat ini, dalam enam bulan pertama sejak 4G berjalan di 1800 MHz, pengguna 4G LTE belum seperti yang diharapkan.

“Kalau dilihat sejak enam bulan lalu 4G di 1.800 MHz dikomersialkan ada sekitar lebih dari 20 jutaan perangkat 4G beredar. Tetapi, yang terdaftar dan komersial di jaringan 4G milik pemain seluler tak sebanyak itu. Ini artinya, proses migrasi dari 2G atau 3G ke 4G itu masih lambat,” ungkap Menkominfo Rudiantara dalam diskusi yang digagas Indonesia LTE Community, dengan tema utama "4G LTE: Unfinished Business", di Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Dijelaskan Rudiantara, operator dalam menggelar jaringan 4G sudah bekerja keras walau harus menghadapi sejumlah tantangan seperti maraknya layanan Over The Top (OTT) yang boros data atau bermacam inovasi yang bisa mendisruptif pasar layanan tradisional pemilik jaringan. “Kita harus kawal 4G yang masuk era komersialisasi ini. Jangan sudah komersial dianggap selesai. Ini never ending story. Targetnya, adanya teknologi yang dibangun dengan biaya tidak murah itu betul-betul bisa dimanfaatkan seluruh masyarakat Indonesia. Sekarang operator harus kerja keras agar pelanggan mau berganti ke kartu USIM (4G) agar revenue datang,” katanya.

Sementara itu, Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengakui adopsi smartphone di jaringan perseroan lumayan tinggi. “Sekarang kita kerja keras bagaimana  yang punya smartphone itu mau ganti ke USIM. Kita sudah sampai ketok pintu,” ungkapnya.

Sedangkan Director & CTO Indosat John Thompson mengungkapkan, teknologi 4G sudah mulai berdampak ke kinerja perseroan di kuartal pertama 2016. “Kalau di Indosat kami sudah merasakan berkat bundling layanan dengan 2G. Kontribusi layanan data ke total pendapatan meningkat,” katanya.

VP Technology & Planning Telkomsel Ivan Cahya Permana menyatakan secara potensi pasar di jaringan Telkomsel ada 10 juta pengguna 4G untuk 2016. “Kami per April lalu sudah punya sekitar 6 juta pelanggan aktof untuk 4G,” imbuhnya.

Sedangkan Wakil Direktur Utama Tri Indonesia Muhammad Danny Buldansyah mengatakan walau baru hitungan bulan melansir layanan 4G, pelanggan sudah banyak yang mencicipi. “Kami itu terkendala di frekuensi saja. Harapannya pemerintah memberikan solusi soal ini,” cerita Danny.

Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys mengakui, 4G baru dinikmati oleh pelanggan lama karena perseroan memiliki pekerjaan memindahkan pengguna CDMA ke 4G. “Kalau lihat kinerja kita di kuartal I 2016, itu single digit growth karena kita belum akuisisi pelanggan. Sekarang baru dua juta pengguna CDMA kita pindah ke 4G. Kami kan di deadline juga soal migrasi frekuensi oleh pemerintah,” akunya.