Search
Sabtu 7 Desember 2024
  • :
  • :

Proses Penggabungan INTI dan LEN Dimulai Juni

MAJALAH ICT – Jakarta. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain, yaitu PT LEN Industri (LEN) dipastikan segera digabung. Prses penggabungan akan dimulai pada Juni mendatang. Demikian dikatakan Direktur Utama INTI Tikno Sutisna. 

"Proses penggabungan itu akan dilakukan dalam kurun waktu dua bulan ke depan. Saat ini, INTI masih menunggu keputusan dari pemegang saham, yaitu Kementerian BUMN. Hasil kajian pertemuan antara kami dan PT Len sudah selesai 4 April lalu," katanya. Meski begitu, Tikno belum bisa menceritakan seperti apa   mekanisme dan struktur perusahaan gabungan nanti. "Bisa jadi akan dibentuk sebuah holding sementara selama dua tahun sampai tiga tahun, setelah itu akan dievaluasi lagi," ungkapnya. 

Keputusan penggabungan PT LEN dan PT INTI ditetapan di awal Apri. Demikian diungkapkan Dwijanti Tjahjaningsih, Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur. "Tinjauan mengenai penggabungan dijadwalkan selesai pada tanggal 5 April, dan akan diputuskan pada minggu ini," kata Dwijanti.

Menurut Dwijanti, Meneg BUMN Dahlan Iskan mengharapkan bahwa konsolidasi dilakukan pada tahun ini. Seba, konsolidasi akan membuat dua perusahaan tersebut efisien dan memiliki daya saing. "LEN nampaknya akan memimpin, tapi kami belum memutuskan siapa yang akan menjadi CEO," ungkap Dwijanti.

Berkenaan dengan konsolidasi, PT LEN menyambut positif usulan penggabungan itu. Demikian dikatakan Direktur Utama LEN Abraham Mose. "Bulan April ini dalam arti jadi atau tidak jadinya usulan tersebut dilaksanakan. Apakah bentuknya dengan PT INTI itu  merger, konsolidasi, atau akuisisi. Pastinya, kami mengikuti kewenangan pemerintah selaku pemegang saham terbesar," jelas Abraham.

Tanggapan Abraham itu disampaika menyusul rencana pemerintah, dalam hal ini Kementerian BUMN, berencana mengkonsolidasikan dua perusahan plat merah yang bergerak di industri elektronika dan telekomunikasi. Dua perusahaan itu adalah PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) dan dan PT Lembaga Elektronika Nasional (LEN). Seperti dikatakan Meneg BUMN Dahlan Iskan, rencana ini diambil menyusul batalnya PT Telkom, perusahaan BUMN lainnya, mengambil PT INTI. "Merger akanmemungkin perusahaan untuk mendapat tawaran tender yang lebih besar dan memungkinkan kinerja yang lebih baik," kata Dahlan beralasan.

Ditambahkan Dahlan, salah satu alasan INTI dan LEN berkonsolidasi adalah karena dua perusahaan ini kantor pusatnya berada di ota yang sama, Bandung, Jawa Barat. Dahlan menjelaskan, meski aset INTI lebih besar dari LEN, namun tidak akan ada satu perusahaan yang dominan. Keduanya akan digabungkan dengan pola konsolidasi. 

Soal kapan konsolidasi akan dilakukan, Dahlan menjawab. "Ini akan diselesaikan secepat mungkin. Tidak akan memakan waktu terlalu banyak," jelasnya. 

LEN dikenal sebagai perusahaan yang memroduksi perangkat elektronik. Sementara INTI, dulunya berjaya karena akan menjadi pabrik produk-produk telekomunikasi dari luar negeri yang akan dipasarkan di Indonesia. Sayangnya, pabrikasi yang diharapkan tidak terwujud karena INTI kemudian hanya menjadi penempel label produk-produk semacam switching yang akan dipakai di Indonesia seperti EWSD maupun 5ESS. Sampai akhirnya INTI pun terpuruk dan bahkan berbisnis membangun menara hingga integrator. Beberapa tahun belakangan kinerja INTI meningkat kembali dengan perubahan core bisnis dan manajemen yang lebih baik.

Sementara itu, dijelaskan Abraham, salah satu lini usaha yang beririsan dengan INTI adalah sektor teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Di LEN sendiri, kata Abraham, usaha nya beragam, dari transportasi, energi terbarukan, hingga telekomunikasi penyiaran. Menurutnya, dengan melakukan penggabungan usaha, pasar akan lebih luas dan pada akhirnya akan membuat industri tumbuh positif. "Kalaupun keputusan penggabungan itu urung dilaksanakan, kami masih tetap mau untuk bekerjasama dengan INTI," katanya.