MAJALAH ICT – Jakarta. Beli membeli perusahaan di sektor teknologi informasi nampaknya sedang menjadi trend. Setelah Lenovo membeli Motorola Mobility, Rakuten juga membeli paltform VoIP dan instant messenger, viber. Pembelian ini pun tidka tanggung-tanggung, karea harganya juga fantastis, sekitar 900 juta dolar AS atau sekitar Rp. 10,8 triliun. Aksi pembelian ini melanjutkan upaya Rakuten sebelumnya yang membeli Kobo, dengan harga 315 juta dolar AS di 20122.
Viber saat ini digunakan oleh sekitar 300 juta orna di seluruh dunia. Pendapat Viber di 2013 lalu sebesar 1,5 juta dolar AS, denga kerugian mencapai 30 juta dolar AS. Namun, platform pesan singkat ini memiliki potensi menyangi dan menjadi yang terdepan di segmen instant messenger. Kompetitor Viber di antaranya adalah skype, LINE, Kakao Talk, maupun BlackBerry Messenger.
Rakuten juga memiliki layanan video di Singapura, Viki, kemudian juga ada video on demand di spanyol, Wuaki, dan beberapa e-commcer di Eropa seperti Play.com. Di Indonesia Rakuten dikenal dengan layanan e-commerce nya.
Sementara untuk layanan Viber, di Indonesia, operator AXIS secara khusus bekerja sama dengan Viber. Bahkan ada paket yang memungkinkan pelanggan AXIS untuk terhubung dengan keluarga dan teman di semua jaringan di seluruh dunia, kapan pun dan di mana pun mereka mau hanya dengan Rp.8.000 per bulan.
Menggunakan aplikasi Viber, pelanggan AXIS kini dapat menelepon, mengirim pesan foto dana berbagi lokasi dengan pengguna Viber lainnya, di mana pun mereka berada. Dengan Viber, registrasi ataupun undangan tidak diperlukan karena aplikasi ini telah terintegrasi secara langsung dengan daftar kontak pengguna. Aplikasi Viber ini dapat diunduh secara GRATIS dan tersedia di berbagai platform seperti iOS, Android, BlackBerry OS (OS 5 dan OS 7), Windows Phone, Nokia Phone dan Bada OS. Viber juga dapat diakses melalui komputer personal, seperti Windows dan Mac. Setelah mengunduh aplikasi, pelanggan AXIS yang berlangganan paket Viber akan langsung dapat menggunakan aplikasi Viber tanpa dikenakan biaya penggunaan data.