MAJALAH ICT – Jakarta. Samsung menyarankan penggunanya untuk berhenti menggunakan Galaxy Note 7 dan "segera berpartisipasi" dalam program penggantian, menyusul laporan lebih lanjut dari ponsel nya yang meledak akibat baterai.
Seruan itu muncul setelah Komisi Keamanan Produk Konsumen menganjurkan agar konsumen berhenti menggunakan ponsel Galaxy Note 7 dalam penerbangan utama global dan dilarang digunakan selama penerbangan.
Samsung mengeluarkan recall untuk Galaxy Note 7 smartphone pada awal September di 10 pasar, termasuk Amerika Serikat dan Korea Selatan. Baterai yang rusak, yang terbakar saat pengisian dan pemakaian biasa, rupanya diproduksi oleh Samsung SDI. Baterai yang dibuat oleh pemasok lainnya, Amperex Technology, belum menghadapi masalah yang sama.
Samsung mengatakan bahw pihaknya sekarang hanya menggunakan baterai yang dibuat oleh Amperex untuk Galaxy Note 7 dan telah memerintahkan tambahan empat juta sebagai pengganti. Perusahaan asal China yang juga memasok baterai untuk Apple iPhone Apple, kini menjadi suppler baterai tunggal untuk Note 7.
Unit baterai Samsung sebelumnya diberikan sekitar 70 persen dari semua baterai untuk Note 7. Pembuat smartphone terbesar di dunia ini dikabarkan sedang mencari pemasok baterai ketiga tetapi belum menemukan satu. Bahkan dengan diluncurkannya iPhone 7, maka nampaknya Samsung juga akan menghadapi krisis pasokan baterai.
Dengan perkiraan 2,5 juta Galaxy Note 7 unit yang terjual, analis mengatakan penarikan bisa membuat Samsung harus mengeluarkan biaya 5 miliar dolar AS. Perusahaan ini juga telah kehilangan 22 miliar dolar kapitalisasi pasar sebagai akibat harga sahamnya yang terpuruk 11 persen, yang menurut Bloomberg menjadi penurunan dua hari terbesar dalam delapan tahun.
Dalam pernyataan terbaru Samsung disebutkan, "kami ingin menekankan kembali bahwa Galaxy Note 7 yang dibeli di Hong Kong dan Macau pada reseller-reseller resmi pada atau setelah 2 September tidak terpengaruh oleh masalah baterai karena disediakan oleh pemasok yang berbeda".
