Search
Kamis 10 Oktober 2024
  • :
  • :

Satelit BRI akan Meluncur ke Angkasa pada 8 Juni

MAJALAH ICT – Jakarta. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) ternyata sangat serius dalam upaya mengorbitkan satelit miliknya, BRISat. Satelit BRI ini akan selesai pengerjaannya pada akhir April mendatang. Dan pada 8 Juni 2016 ini, BRISat akan mengangkasa menuju slot orbit 105,5 derajat yang menjadi orbit tetapnya.

Demikian diungkapkan SEVP IT Strategy & Satelite BRI Hexana Tri Sasongko. Dijelaskannya, BRISat akan diluncurkan pada 8 Juni. "Setelah itu testing dan total tiga bulan baru terkoneksi,” katanya. Meski diluncurkan pada Juni mendatang, namun manfaat BRISat belum bisa dirasakan langsung dan baru akan terasa fungsinya pada akhir tahun karena pihak BRI membutuhkan waktu integrasi selama 1 tahun.

Ditambahkannya, untuk mendukung kerja satelit di luar agka, BRI juga sudah membangun primary satellite control facility di Ragunan, Jakarta Selatan dan Tabanan, Bali. BRI juga tengah mendidik 15 sampai 18 orang ahli satelit Indonesia di Amerika Serikat. "Begitu satelit diluncurkan, peserta didik akan kembali ke Indonesia untuk siap bekerja menjalankan infrastruktur,” jelasnya.

Menurut Hexana, peluncuran satelit ini akan dilakukan di awasan peluncuran milik Arianespace di Kourou, Guyana Prancis, Amerika Latin dengan roket Ariane 5. “Diluncurkan di Kourou karena dekat dengan ekuator dan cuacanya paling stabil di dunia,” yakinnya. Hexana menjelaskan juga bahwa BRIsat merupakan tipe satelit komunikasi. Adapun, umur dari BRIsat dengan total berat 3.450 kg dan berlokasi orbit 36 km di atas equator secara elektronis adalah 15,1 tahun, namun bisa beroperasi hingga 17 tahun.

Hexana menambahkan, BRI mengoperasionalkan 45 transporder, 4 diantaranya diserahkan ke pemerintah. Selaku pemilik orbit, pemerintah mendapatkan Rp 70 juta per tahun per transporder dan kepastian bahwa orbit milik pemerintah 105,5 BT tidak hilang. "Tahun ke-13 BRI sudah punya plan untuk renew supaya orbitnya nanti tidak diambil pihak lain,”  ujarnya. 

BRI yakin, proyek yang menelan total biaya sekitar 250 juta dolar ini akan kembali modal dalam tujuh tahun. “Berdasarkan feasibility study yang kami lakukan, BRIsat akan break even point dalam tujuh tahun. Pada tahun ke delapan akan mulai untung. Jadi, secara bisnis, BRIsat ini menguntungkan,” pungkas Hexana.