MAJALAH ICT – Jakarta. Satelit Telkom 3S rencananya diluncurkan dari Kourou, French Guiana, 14 Februari 2017 waktu setempat atau 15 Februari WIB. Satelit ini sesungguhnya bukan satelit rencana baru, karena bahkan sudah harus mengangkasa di langit Indonesia pada 2012 lalu. Saat itu, Satelit Telkom 3 milik PT Telekomunikasi Indonesia, gagal mencapai orbit sesaat setelah diluncurkan..
Hal itu karena pendorong roket (booster) Briz-M gagal membawa dua satelit, dimana salah satunya adalah Telkom-3, ke orbit transisi yang telah diperhitungkan setelah peluncuran pada Senin malam, 6 Agustus 2012, sebagaimana diungkap Badan Antariksa Rusia Roscosmos. Rusia meluncurkan roket Proton dengan pendorong Briz-M yang membawa satelit Express MD2 dan satelit milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Telkom-3, pada 23.31 waktu Moscow (19:31 GMT) dari pusat antariksa Baikonur Kazakhstan.
“Pendorong Briz-M dan dua satelit tidak terdeteksi pada orbit transisi,” kata Roscosmos dalam pernyataan di laman resminya. “Namun, sinyal dari pendorong itu diterima dari orbit darurat sementara.”
Menurut data awal, Briz-M menyala sesuai jadwal, tapi pendorong itu hanya bekerja selama tujuh menit, bukan 18 menit dan lima detik seperti apa yang telah diprogamkan. Dan satelit tersebut tidak mempunyai peluang untuk memisahkan diri dari pendorong dan mencapai orbit tujuan.
Dia mengatakan bahwa peluncuran roket Proton dengan pendorong Briz mungkin akan ditunda hingga para ahli menentukan penyebab kegagalan dan jadwal peluncuran akan menyesuaikan. Kerusakan pada pendorong Briz-M mengakibatkan hilangnya satelit komunikasi Express-AM4 pada Agustus 2011.
Sementara itu, satelit Telkom-3 dibuat oleh perusahaan antariksa Rusia Reshetnev bekerja sama dengan Thales Alenia Space sebagai pembuat peralatan komunikasi satelit itu. Satelit itu mempunyai transponder aktif Ku-band dan 42-C untuk menyediakan layanan telekomunikasi bagi para pengguna di Indonesia. Ini merupakan pertama kalinya Indonesia membeli satelit dari Rusia.
Sedangkan Express MD2 adalah satelit komunikasi berukuran kecil yang didesain dan dibuat oleh Khrunichev State Research and Production Space Center untuk perusahaan satelit komunikasi Rusia RSCC. Satelit itu mempunyai transponder 8C dan 1L untuk merelay, sepanjang waktu, aliran data kepada banyak pengguna di dalam sistem penyiaran dan komunikasi satelit Rusia.
Sementara itu, Satelit Telkom 3S akan diluncurkan bersama dengan satelit Sky Brazil milik AT&T. Telkom 3S memiliki bobot 3,5 ton berada di bawah, sedangkan Sky Brazil dengan bobot 6,0 ton akan berada di atas. Peluncur yg digunakan adalah Ariane 5-ECA flight VA235. Tujuan akhir Telkom 3S adalah ke slot orbit 118 BT di ketinggian 35.000 km dari bumi.