MAJALAH ICT – Jakarta. Survei online terbaru berjudul "New Horizons: Generasi Digital Indonesia", yang dilakukan Ooredoo, induk usaha Indosat, memberi gambaran tentang perilaku dan aspirasi digital generasi muda di seluruh Indonesia. Ketika ditanya bagaimana anak muda menilai kecepatan koneksi internet yang disediakan oleh operator telekomunikasi, hanya 62% responden yang menganggapnya baik. Dari mereka di lokasi pedesaan, 60% yang memiliki akses internet merasa frustrasi dengan lemahnya cakupan internet dan 82% mengatakan koneksi terasa lambat.
Responden menegaskan bahwa rasa frustrasi ini membuat meraka tidak bisa mengambil keuntungan penuh dari Internet, dengan 91% menyatakan bahwa mereka tidak bisa meluangkan banyak waktu online sesuai keinginan, menunjukkan bahwa mereka tidak diuntungkan sepenuhnya dari manfaat pendidikan, sosial dan karir yang tersedia di Internet.
Yang patut menjadi perhatian dari penelitian ini adalah bahwa, dengan pembangunan infrastruktur yang tepat, TIK memiliki kekuatan untuk memberikan keyakinan dan optimisme baru ke dalam kehidupan generasi muda Indonesia, mendorong mereka untuk secara proaktif meningkatkan kehidupan mereka sendiri. 42% responden masih belum meyakini bahwa mereka sudah mengeluarkan kemampuan penuh mereka, dan 36% melakukan pekerjaan yang tidak mereka inginkan, namun demikian penelitian menunjukkan bahwa Internet bisa menjadi wahana bagi generasi muda Indonesia untuk meningkatkan karir dan diri mereka sendiri, dengan 99% saat ini ingin atau berniat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kerja tertentu secara online.
Diperlukan juga perubahan langkah dalam cara menggunakan teknologi yang dimiliki. Banyak responden mengakui pentingnya menggunakan internet untuk tujuan bisnis (99%), untuk mencari tenaga kerja terampil (96%) dan sumber dana secara online (97%). Namun, ketika ditanya apakah menurut mereka mudah untuk melaksanakan hal-hal semacam itu, sebagian besar mengatakan sulit.
Terkait dengan hal ini, studi ini mengidentifikasi meningkatnya keinginan memiliki ponsel cerdas di seluruh Indonesia, dengan 58% responden menyatakan mereka secara teratur menggunakan ponsel cerdas yang terhubung ke Internet untuk berkomunikasi. Di daerah pedesaan, 60% responden ingin menggunakan ponsel cerdas, atau ingin mengganti telepon seluler standar mereka dalam 12 bulan ke depan. Penggunaan tablet diperkirakan akan meningkat sebesar 8% namun daya serap akan terhambat oleh biaya awal perangkat tablet bagi generasi muda Indonesia yang menginginkan harga murah.
Penelitian ini juga menggarisbawahi adanya perbedaan pandangan utama antara masyarakat pedesaan dan perkotaan, mungkin dikarenakan tren urbanisasi desa-kota dalam beberapa tahun terakhir, sehingga menekan permintaan atas layanan dan menjadi tantangan bagi penyediaan infrastrukturnya. Menariknya, 54% pemuda di wilayah pedesaan menganggap ekonomi semakin membaik dibandingkan dengan 46% responden di wilayah perkotaan. Hal lain yang tersirat adalah adanya perbedaan pada pelayanan perkotaan yakni sebanyak 62% responden di wilayah pedesaan menilai sistem pendidikan mereka sudah baik secara keseluruhan, dibandingkan dengan 54% responden di wilayah perkotaan.
Menurut Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat, ini adalah momen yang sangat penting bagi Indonesia karena kita memasuki tahap penting evolusi digital dan tentunya Indosat bangga menjadi bagian tak terpisahkan dalam perjalanan ini. "Studi ini sesuai dengan keyakinan kami bahwa TIK berperan penting dalam membantu generasi muda sebuah negara untuk mengidentifikasi peluang dan potensi yang ada. Indosat, bersama Ooredoo, perusahaan induk kami, berkomitmen meningkatkan kehidupan masyarakat dan mendorong pertumbuhan masyarakat di wilayah bisnis perusahaan dan kami berharap temuan studi "New Horizons" ini akan membantu kita semua untuk memahami generasi muda Indonesia dengan lebih baik," katanya.