MAJALAH ICT – Jakarta. Industri telekomunikasi Indonesia masih sakit. Tak heran, banyak operator telekomunikasi yang saat ini dalam kondisi merugi. Namun, dari semua yang merugi, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) ternyata masih dalam kondisi beruntung. Hingga akhir 2015, Telkom masih mencatatkan laba sebesar Rp. 15,48 triliun.
Dalam laporan keuangan perusahaan, terlihat bahwa total laba itu tersebut naik tipis 6,97 persen dari posisi laba sebesar Rp.14,47 triliun di 2014. Seperti disampaikan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), laba tersebut didorong oleh pendapatan perseroan yang tercatat Rp.102,47 triliun di 2015, atau tumbuh 14,24 persen dari posisi pendapatan sebesar Rp.89,69 triliun per Desember 2014.
Saat ini, posisi aset sebesar Rp.166,17 triliun, atau tumbuh 17,17 persen bila dibanding posisi aset sebesar Rp.141,82 triliun di 2014. Adapun posisi liabilitas dan ekuitas msing-masing menjadi Rp.72,74 triliun dan Rp.93,42 triliun.
Diuraikan, laba usaha sebesar Rp.32,41 triliun dan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp.31,34 triliun. Penghasilan pendanaan Rp.1,4 triliun, biaya pendanaan sebesar Rp.2,48 triliun, dan bagian rugi bersih entitas asosiasi sebesar Rp.2 triliun. Adapun beban pajak perseroan sebesar Rp.8,36 triliun dan beban pajak tangguhan sebesar Rp.340 miliar. Beban operasi pemeliharaan dan jasa telekomunikasi Rp.28,11 triliun, beban penyusutan dan amortisasi sebesar Rp.18,54 triliun serta beban karyawan Rp.11,87 triliun.
Sebagaimana BUMN, posisi Telkom masih tetap diuntungkan. Apalagi dengan sinergi antar BUMN. Selain itu, anak usaha Telkom yaitu Telkomsel masih jadi yang terdepan di industri telekomunikasi seluler. Telkomsel saat ini menjadi operator dengan cakupan terluas dan menjangkau hingga pelosok.