MAJALAH ICT – Jakarta. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan serangan 3 jenis malware ke jaringan protokol Internet (IP) sejumlah perusahaan, ISP, instansi pemerintah, dan pertukaran Internet tidak mengganggu pelanggan.
"Dampak langsung ke pelanggan tidak ada, tapi malware yang ditanam ini bisa menjadi bot di server yang terinfeksi dan memicu serangan DDoS secara serentak ke satu target, Pentagon misalnya," ujar Ketua Umum APJII Sammy Pangerapan.
Namun, data APJII mengungkapkan belum pernah ada serangan cyber dari Indonesia ke luar negeri, yang ada adalah serangan ke pengguna wordpress dalam negeri, cracker menghapus web dan database di dalamnya, dan lainnya.
Hal senada diungkapkan Ahmad Alkazimy, Manajer Indonesian Computer Emergency Response Team (ID-CERT), bahwa serangan malware tersebut tak terasa di trafik INternet dan pelanggan tak terimbas apapun.
"Yang fatal, kalau penanam malware tersebut mengaktifkan bot atau zombie, sehingga bisa dipakai untuk menyerang server lainnya," ujarnya.
ID-CERT menemukan 3 jenis malware yang ditanamkan di jaringan protocol Internet dan telah menyerang 70.000 PC di seluruh Indonesia.
Malware dari jenis Drone, sality2, dan conficker.c ini berpotensi melakukan serangan DDoS (Distributed Denial of Service) maupun aktivitas lainnya, termasuk cyber crime.
Sampai 12 Juni 2013, malware tersebut telah menyerang 196 perusahaan (ISP dan non ISP), 27 institusi akademik/universitas, 13 instansi pemerintahan, dan 3 Internet eXchange (2 milik milik pemerintah dan 1 milik komunitas)
“Serangannya sangat cepat, dalam waktu kurang dari 24 jam sudah meningkat 2 kali lipat dari 30.535 pada 11 Juni menjadi 71.000 pada 12 Juni. Ancaman serangan ini jangka panjang, karena bila penanamnya mengaktifkan bot/zombie, maka akan mudah melancarkan serangan cyber,” ujar Ahmad Alkazimy.