MAJALAH ICT – Jakarta. Indosat Ooredoo yang mencatatkan kerugian hingga Rp.455 miliar di 2015, tiba-tiba meraih keuntungan besar di kuartal I 2016 ini. Perseroan mampu meraup untung hingga Rp. 217 miliar lebih dari pendapatan Rp.6,81 triliun yang tumbuh 11, 82 dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Disampaikan anak perusahaan Ooredoo Qatar ini, rincian pendapatan terbagi atas pendapatan seluler Rp.5,67 triliun di kuartal I-2016, kemudian pendapatan dari multimedia, komunikasi data dan internet pun meningkat tipis menjadi Rp.908,39 miliar, dari posisi Rp.899,68 miliar di kuartal I-2015. Sementara pendapatan dari komunikasi mengalami penyusutan menjadi Rp.228,31 miliar per Maret 2016, jika dibanding periode yang sama tahun lalu Rp.290,40 miliar.
Adapun jumlah beban yang terdiri dari beban jasa telekomunikasi, penyusutan dan amortisasi, karyawan, pemasaran, umum dan administrasi serta lainnya menjadi Rp.5,96 triliun di kuartal I-2016, atau turun dari posisi Rp.5,59 triliun di kuartal I 2015.
Perseroan meraih keuntungan selisih menjadi Rp.310,94 miliar per Maret 2016, jika dibanding posisi kerugian selisih sebesar Rp.688,41 miliar per Maret 2015. Sepanjang kuartal I-2016, posisi aset Indosat mengalami penurunan menjadi Rp.51,95 triliun, jika dibanding aset sebesar Rp.55,38 triliun di 2015. Porsi ekuitas dan liabilitas perseroan menjadi Rp.13,48 triliun dan Rp.38,47 triliun.
Direktur Utama Indosat Alexander Rusli mengatakan, pertumbuhan pendapatan yang kuat itu dipicu oleh lonjakan pada layanan data dimana trafik melonjak 52,5% dari tahun ke tahun. Ditambahkannya, pertumbuhan pendapatan didukung oleh pendapatan Selular yang meningkat sebesar 15,8% pada triwulan pertama 2016, peningkatan disebabkan pendapatan data, layanan pesan singkat (short message services/SMS), telepon dan nilai tambah (value added services/VAS) yang diimbangi dengan penurunan dari pendapatan interkoneksi.
Jumlah pelanggan selular pada akhir triwulan pertama 2016 mencapai 69,8 juta pelanggan, meningkat 3,3 juta pelanggan dibandingkan triwulan pertama 2015 karena kampanye akuisisi yang agresif setelah persepsi kualitas jaringan meningkat. Penambahan pelanggan utamanya didominasi oleh pengguna data.