MAJALAH ICT – Jakarta. Setelah sempat dikabarkan batal, akhirnya Microsoft membeli pabrikan ponsel Nokia. Adapun angka pembelian lumayan fantastis, sekitar 7,2 miliar dolar AS atau dengan kondisi rupiah sekarang yang kurs tengah mencapai Rp. 11.500 per dolar nya, maka nilai transaksi pembelian Nokia mencapai Rp. 82,8 triliun. Pembelian ini sudah termasuk lisensi paten dan layanan pemetaan digital yang dimiliki Nokia.
Upaya yang dilakukan Microsoft merupakan bagian dari rencana transformasi bisnisnya. Dengan membeli bisnis Nokia, Microsoft berencana mengejar ketertinggalannya dalam bisnis perangkat mobile. Seperti diketahui, Nokia sempat menjadi pemain terbesar dalam bisnis ponsel pada dekade 2000-2008. Microsoft membeli beberapa unit bisnis Nokia untuk meningkatkan saham dan keuntungan dalam pasar perangkat mobile melalui inovasi yang lebih cepat, peningkatan sinergi dan kesatuan branding dan pemasaran. Bagi Nokia, kesepakatan ini memperkuat finansial perusahaan dan memberikan kesempatan untuk penemuan baru.
Dengan kesepakatan tersebut, maka struktur kepemimpinan Nokia juga berubah. Stephen Elop, mantan CEO Nokia kini menjadi Wakil Presiden Eksekutif perangkat dan layanan Microsoft. Untuk saat ini, Risto Siilasmaa akan menjadi CEO sementara Nokia dan akan terus melayani sebagai Direksi Perusahaan.
Dari kesepatan pembelian, ternyata tidak semua unit bisnis Nokia dibeli. Ada tiga unit bisni yang akan tetap berdiri sendiri dan fokus pada tiga unit bisnis lainnya. Ketiga unit bisnis itu adalah infrastruktur jaringan dan layanan telekomunikasi, pemetaan dan lokasi, serta pengembangan teknologi.
Sebagaimana diketahui, kompetisi yang ketat di industri telekomunikasi membuat tidak semua pemain mendapat keuntungan dan mampu bertahan. Termasuk dalam penyediaan perangkat telepon seluler. Nokia yang sempat berjaya di Indonesia dan menjadi "Ponsel Sejuta Umat" kini dikabarkan terseok-seok setelah hadirnya BlackBerry, iPhone dan ponsel-ponsel Android seperti Samsung.
Karena itu, Nokia melakukan pembahasan dengan pihak lain, Microsoft, terkait usaha menyelamatkan bisnis. Sepert dikabarkan Wall Street Journal, ada pembicaraan intensif antara kedua perusahaan tersebut di London.
Namun sebelumnya disebutkan bahwa Microsoft tidak akan melanjutkan diskusi akuisisi Nokia karena nilai Nokia yang terus anjlok. Saham Nokia dilaporkan menurun ke posisi US$ 3,84, dengan nilai kapitalisasi sekitar US$14 miliar setara Rp138,6 triliun. Pertimbangan lainnya, opsi pembayaran ke Nokia harus menggunakan dana tunai dari luar negeri untuk menghindari ketentuan pajak Amerika Serikat.
Kerja sama antara Nokia dan perusahaan perangkat lunak besutan Bill Gates tersebut telah berjalan sejak dua tahun terakhir, namun kinerja Nokia memang masih sulit terdongkrak di tengah persaingan yang sangat ketat. Windows Phone Nokia masih sulit mengalahkan sistem operasi BlackBerry yang menduduki peringkat ketiga sistem operasi dunia. Pangsa pasar Windows Phone hanya dipakai sedikitnya lebih dari tiga persen dari seluruh ponsel pintar di seluruh dunia. Jauh tertinggal dibandingkan Android yang menguasai 75 persen pangsa pasar.
Meski disebut batal diakuisisi Microsoft, Juru Bicara Nokia tetap optimis kerja sama dengan Microsoft sangat erat. "Kami memiliki kerja sama yang erat dengan Microsoft dan kami selalu menggelar pertemuan dengan Microsoft secara rutin, dan hal itu bukanlah sesuatu yang luar biasa," katanya.