MAJALAH ICT – Jakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pernah mengidentifikasi 129 situs toko obat yang memasarkan obat, obat tradisional, kosmetika, dan suplemen kesehatan ilegal dan palsu berdasarkan Operasi Pangea VI 18-25 Juni 2013 lalu. Dan terhadap 129 situs ini, BPOM akan minta Kementerian Kominfo untuk memblokirnya, seperti ditegaskan Kepala BPOM Lucky S. Slamet pada konferensi pers ‘Operasi Pangea VI’ beberapa waktu lalu.
Alih-alih diblokir, ternyata situs-situs penjual obal ilegal kian marak bergentayangan. Bahkan bukan cuma obat, tapi juga sampai pada obat bius. Seperti sebuah situs yang Majalah ICT sambangi. Dan yang makin parah, yang kin dijual bukan lagi pada obat pelangsing, namun juga obat kuat hingga obat bius. Dalam iklannya terkait obat bius pin sudah negatif dimana obat bius ini digunakan untuk membius perempuan.
Temuan ini tentu membuat fungsi atau yang dilakukan dalam Operasi Pangea yang merupakan gerakan internasional yang menyelidiki penjualan produk obat ilegal, termasuk obat palsu secara online, dipertanyakan karena mungkin hanya obat-obatan yang bermerk yang dipalsukan, bukan obat palsu atau mengandung efek negatif bagi masyarakat.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu Operasi Pangea serempak dilakukan di beberapa negara dikoordinir International Criminal Police Organization (ICPO)-Interpol. "Keikutsertaan Indonesia dalam operasi ini adalah kali ketiga sejak operasi itu digelar sejak lima tahun yang lalu. Operasi Pangea VI dilaksanakan di lima wilayah Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, dan Batam," katanya.
Dijelaskan Lucky, dari hasil Operasi Pangea VI ini, selain ditemukan ratusan situs toko obat ilegal, BPOM juga berhasil menyita 721 item atau 292.535 kemasan obat, obat tradisional, kosmetika, dan suplemen makanan ilegal dengan total nilai ekonomi mencapai Rp 5,5 miliar. Ditambahkannya, jika dibandingkan dengan Operasi Pangea IV tahun 2011 dan Operasi Pangea V tahun 2012, pada Operasi Pangea VI tahun 2013 ini, mengalami peningkatan yang signifikan baik jumlah situs yang teridentifikasi memasarkan obat ilegal maupun luas wilayah operasi serta jumlah dan nilai temuan operasi.
"Pada Operasi Pangea IV 2011 ditemukan 30 situs, sementara pada Operasi Pangea V 2012 ditemukan 83," ungkapnya. Menurut Lucky, meningkatnya hasil Operasi Pangea tersebut disebabkan karena penawaran dan penggunaan situs untuk berjualan secara online yang juga meningkat.