MAJALAH ICT – Jakarta. Peretasan terhadap situs Kepolisian Republik Indonesia masih terus berlanjut. Setelah tiga hari dua situs Polri, yaitu divkum.polri.go.id dan situs Kepolisian Daerah Jatim diretas, kali ini situs induknya, www.polri.go.id yang tumbang sejak semalam sampai saat ini.
Tidak diketahui pasti penyebab tumbangnya situs tersebut, namun dua hari yang lalu muncul ajakan peertasan massal terhadap situs www.polri.go.id lewat Facebook.
Ajakan untuk meretas situs kepolisian RI secara massal (www.polri.go.id) dikampanyekan di Facebook oleh akun yang menamakan dirinya Pembela Tauhid. Tak hanya ajakan, akun tersebut juga memberikan petunjuknya pada pengguna Facebook awam sekalipun.
Dalam screen shots tampilan Facebook akun Pembela Tauhid , terlihat sejumlah pesan bernada menyerang dan provokatif.
Ajakan itu sendiri mulai menyebar di Facebook, Kamis sore kemarin (16/5). Dalam pesan dari pemilik akun menyebutkan bahwa situs polri sudah down 40 persen yang bisa dicek di http://www.status.ws/www.polri.go.id.
Terdapat juga tulisan, "Mari sama-sama menyerang situs polri di alamat www.polri.go.id sebagai aksi protes kekejaman densus 88 terhadap kaum muslimin baru-baru ini."
Ajakan menyerang secara terang-terangan ditunjukkan dalam pesan agar pengguna Facebook mengklik http://properti-murah.com/ddos.html, kemudian, bunyi akun Facebook tersebut, isi target serangan dengan www.polri.go.id. "Isi besarnya serangan dan isi juga pesan sesuai kehendak antum. Kemudian klik serang," ujar akun FB Pembela Tauhid tersebut.
Tiga hari yang lalu, tampilan depan situs Divhum POLRI berganti rupa dengan gambar seseorang memakai topeng putih dengan background hitam. Walaupun belum diketahui apa maksud dari serangannya tersebut, namun kelompok peretas ini dengan ‘sukarela’ memberitahukan identitas mereka.
Tidak hanya satu situs saja, ternyata website Kepolisian Daerah Jawa Timur juga berhasil dibobol oleh peretas. Dalam serangan di situs ini, peretas tidak mengganti tampilan depannya, namun mengganti nama dan domain dari websitenya. Artinya, peretas sudah menyatroni hingga ke level admin, sehingga bila mau, bisa mengubah-ubah sesuka hati.
Semula situs Kepolisian Daerah Jawa Timur ini memiliki nama alamat www.jatim.polri.go.id dan kini telah berubah menjadi http://polda.masansoft.com.
Setelah mereda, situs Divkum Polri di www.divkum.polri.go.id kembali diretas hacker sejak pukul 07:00 WIB sampai kemarin sore, (18/5) pukul 19:00 WIB.
Begitu situs dibuka, yang tampil adalah gambar kartun polisi dan tulisan "hacked by larcenciels." Di bawah tulisan tersebut terdapat juga tulisan sila ke-5 Pancasila yang berbunyi: "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia."
Ada juga sejenis tulisan bernada protes bahwa "heker 6 tahun penjara, nyuri sandal 3 tahun penjara, koruptor 2 tahun penjara, dan anak menteri nabrak tewas 1 tahun penjara"
Sepertinya, peretasan tersebut merupakan balas dendam atas hukuman yang diberikan Wildan, sang peretas situs Presiden SBY.
Sebagian kalangan menilai kisah peretas situs Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di presidensby.info, Wildan Yani Ashari, yang akhirnya mulai menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jember, Jawa Timur, perlu diwaspadai dampak luasnya.
Menurut Direktur Indonesia ICT Institute Heru Sutadi, serangan-serangan hacker yang terjadi terhadap situs Kepolisian RI dan juga Kementerian Pertahanan, bukan tidak mungkin dikarenakan imbas kasus Wildan, yang ternyata dibohongi karena sebelumnya disebutkan beberapa pihak dari pemerintah dan DPR untuk dibina.
"Karena ternyata, Wildan dibina di Lembaga Pemasyarakatan dan harus menjalani persidangan, sehingga Indonesia patut mewaspadai serangan cyber crime selanjutnya," tuturnya.