MAJALAH ICT – Jakarta. Pemerintah dikabarkan menarik resmi slot orbit 105,5 BT yang selama ini akan dialokasikan untuk Indosat. Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan bahwa slot orbit ini dimanfaatkan untuk menjaga pertahanan dan perbankan dan harus dijalankan oleh BUMN.
Belum ada komentar dari Indosat maupun Kementerian Kominfo mengenai hal ini. Namun, Kominfo sendiri ditengarai sudah memberitahu keputusan pemerintah kepada Indosat. Bahkan Indosat, sudah mengirim utusan untuk berdiskusi dengan Kementerian.
Indosat sendiri baru minggu lalu mengirim proposal mengenai pmenafaatkan slot orbit 105,5 BT ini. Dalam proposalnya, Indosat berkomitmen untuk mengelola slot orbit 105,5. Slot orbit ini sellau jadi perbincangan karena hampir luput dan hilang untuk bisa dipakai Indonesia. Yang mempersoalkan dan takut hilang itu sendiri adalah Indosat di tahun 2007. Namun, slot ini sendiri tak kunjung jelas pemanfaatannya sehingga ternacam kembali di-surpressed. Slot orbit ini sendiri digunaka untuk transit Palapa C2 setelah satelit Palapa D menggantikan orbit Palapa C2 di 113 BT. Palapa C2 sudah sudah habis masa edarnya di 2011 lalu.
Keragu-raguan pemerintah terhadap Indosat dimulai sejak 2007 lalu. Saat itu, pemerintah meminta Indosat untuk berkomitmen penuh dalam memanfaatkan slot orbit 150,5 derajat BT. Bila tidak, pemerintah bisa saja mengalihkan kepemilikan slot orbit itu kepada operator lain. "Pemerintah membutuhkan komitmen tersebut karena slot orbit merupakan sumber daya yang terbatas dan mahal," kata Ikhsan Baidirus, Direktur Kelembagaan Internasional saat itu. Dan yang terjadi, slot 105,5 BT hanya dipakai transit satelit bekas dan tidak ada satelit baru diluncurkan ke orbit tersebut.
Dan Indosat, di tahun itu, kemudian menyatakan dan menegaskan keseriusannya dalam memanfaatkan slot orbit tersebut. Bahkan, Indosat sudah mengirimkan rencana Indosat tentang slot 150,5 BT dimana isinya adalah komitmen Indosat untuk meluncurkan satelit Palapa E di 2011. Namun, proposal yang dibuat menjawab teguran pemerintah yang mempertanyakan komitmen perseroan, juga akhirnya tidak terwujud hingga 2013 ini. Dan karena umur perpanjangan ke ITU adalah tiap dua tahun, di 2013 ini Indosat menyatakan komitmennya meluncurkan Palapa E.
Menurut Presiden Direktur Indosat Alexander Rusli, Indosat bukan hanya berupaya untuk mempertahankan slot orbit 150.5BT tetap menjadi milik Indonesia, namun juga untuk meningkatkan nilai slot orbit tersebut bagi Indonesia. Beberapa langkah konkret yang dilakukan antara lain Indosat telah menandatangani perjanjian awal dengan Orbital Sciences. Perjanjian ini merupakan bagian dari kontrak yang akan ditandatangani dan disaksikan bersama oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.