Search
Rabu 9 Oktober 2024
  • :
  • :

Snowflake Perkenalkan Teknologi Enterprise AI di Indonesia dalam Rangkaian World Tour 2024

MAJALAH ICT – Jakarta. Seiring dengan berkembangnya era AI perusahaan, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk memanfaatkan potensinya dalam mentransformasi proses bisnis. Snowflake, perusahaan global dalam industri data cloud, menempatkan dirinya di garis depan transformasi ini. Sanjay Deshmukh, Senior Regional Vice President untuk ASEAN dan Indonesia di Snowflake, dalam konferensinya di Snowflake World Tour 2024 memaparkan visi perusahaan terkait AI dan bagaimana platformnya membantu perusahaan mengatasi tantangan utama dalam adopsi AI.

Berbicara di hadapan media, Sanjay menyoroti tiga tantangan utama yang dihadapi perusahaan dalam mengadopsi AI perusahaan, yaitu kompleksitas, biaya, dan keamanan. Dia menjelaskan bagaimana Snowflake mengatasi tantangan-tantangan ini, dimulai dengan menyederhanakan proses implementasi AI yang sering kali rumit. Data di perusahaan sering kali tersebar di berbagai silo, sehingga perusahaan harus menarik informasi dari berbagai sumber. Platform terpadu Snowflake mengumpulkan semua data—baik terstruktur maupun tidak terstruktur—ke dalam satu tempat, memudahkan perusahaan untuk mengadopsi AI.

“Tujuan Snowflake adalah membuat AI dapat diakses oleh semua orang dalam organisasi, mulai dari insinyur data hingga analis bisnis. Kami ingin adopsi AI secara massal, dan itulah sebabnya kami membuatnya mudah. Interface platform yang user-friendly memungkinkan pengguna non-teknis untuk membangun aplikasi AI tanpa memerlukan keahlian lanjutan dalam model AI atau pembelajaran mesin.”

Pada awalnya, Snowflake mendisrupsi dunia analitik dengan memanfaatkan cloud untuk menciptakan platform data. Dan saat ini, perusahaan tersebut memasuki fase mempelopori yang disebut sebagai era AI Enterprise. Sanjay menekankan perbedaan penting antara AI konsumen (consumer AI) dan AI perusahaan (enterprise AI).

“Dalam enterprise AI, tingkat kesalahan harus 0 persen, dan Anda harus 100 persen akurat. Berbeda dengan aplikasi AI konsumen seperti ChatGPT, AI perusahaan harus memenuhi standar akurasi dan keamanan yang jauh lebih tinggi, dan inilah keunggulan platform Snowflake,” ungkapnya.

Saat era AI perusahaan mulai terbentuk, pendekatan terpadu Snowflake menyederhanakan adopsi AI dan membuatnya lebih mudah diakses oleh organisasi dari berbagai ukuran. Dengan fokus pada pengurangan kompleksitas, pengendalian biaya, dan memastikan keamanan data, Snowflake siap menjadi pemain kunci dalam masa depan bisnis yang digerakkan oleh AI.

“AI perusahaan sudah ada di sini, dan Snowflake siap membantu bisnis menciptakan hasil yang berbeda,” tegasnya.

Satchit Joglekar, Regional Director untuk ASEAN Emerging Markets di Snowflake, menyampaikan bahwa investasi besar dalam teknologi cloud, termasuk dari mitra hyperscaler seperti AWS, telah mendorong peningkatan penggunaan cloud dan AI di Indonesia.

“Di Indonesia, transformasi digital dan teknologi cloud sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Para pemain besar di industri cloud telah berinvestasi secara signifikan di sini. AWS, salah satu mitra kami, telah berinvestasi besar Indonesia,” kata Satchit dalam forum yang sama.

Selama 18 bulan sejak Snowflake meluncurkan layanannya di Indonesia, Satchit mencatat adopsi cloud dan AI yang berkembang pesat di berbagai sektor.

“Sektor keuangan, telekomunikasi, ritel, manufaktur, dan logistik, serta BUMN, semuanya menunjukkan peningkatan penggunaan teknologi cloud dan AI, tidak hanya untuk membangun data warehouse tetapi juga untuk kapabilitas pembelajaran mesin dan analitik prediktif,” tambahnya.

Snowflake mencatat berbagai contoh penggunaan AI di Indonesia. Dari sektor manufaktur hingga kesehatan, AI mulai diterapkan untuk memecahkan masalah riil yang dihadapi industri.

“Tahun lalu, kita banyak mendengar tentang Generative AI seperti ChatGPT untuk penggunaan seperti itinerary perjalanan. Namun tahun ini, kami melihat AI benar-benar diaplikasikan di lapangan, misalnya dalam meningkatkan kinerja supply chain di manufaktur, atau mendapatkan wawasan dari produk yang terkoneksi,” jelas Satchit.

Di sektor jasa keuangan, AI digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan mengelola risiko. Sementara di sektor kesehatan, AI diterapkan untuk deteksi dini penyakit dan meningkatkan alur kerja klinis. Hal ini menunjukkan betapa beragamnya manfaat AI yang sedang diadopsi di Indonesia.

Dengan meningkatnya permintaan akan solusi AI dan cloud, Snowflake optimis terhadap masa depan teknologi di Indonesia.

“Peluang yang ada sangat besar. Kami berencana untuk terus menggandakan jumlah pelanggan setiap tahun,” pungkas Satchit.