MAJALAH ICT – Jakarta. Setelah proses yang demikian panjang dan tinggal menunggu keputusan FCC, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) mengumumkan akuisisi AP Teleguam Holding, Inc., dari Advantage Partners. Adventage Partners akan tetap mempertahankan kepemilikannya di AP Teleguam Holding.
Demikian diungkapkan Vice President Investor Relations Telkom Andi Setiawan dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia. Menurutnya, Telkom dan Advantage Partners bersepakat untuk mengakhiri perjanjian terkait akuisisi Telkom terhadap kepemilikian Advantage Partners di AP Teleguam Holding.
"Dengan pengumuman ini, kedua belah pihak akan mengakhiri proses akuisisi, termasuk proses perijinan dengan committee on foreign investment di Amerika Serikat, team Telecom, dan Federal Communications Commision," katanya. Disebutkannya, Adventage Partners akan tetap mempertahankan kepemilikannya di AP Teleguam Holding.
Dengan pembatalan ini, Dipastikan, diklaim tidak ada dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Telkom.
Sebagaimana diketahui, proses diakusisi beberapa waktu disebutkan sudah terjadi, namun Telkom sendiri belum bisa beroperasi di sana. Persoalan yang mencuat adalah belum didapatnya izin dari otoritas negara yang masuk dalam teritori pemerintahan negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS).
Telkom sendiri mengakusisi Teleguam melalui unit usaha internasional, Telekomunikasi Indonesia International (USA) Inc atau Telkom USA yang sebelumnya telah mencapai kesepakatan dengan Advantage Partners (AP) untuk mengakuisisi kepemilikan AP pada AP Teleguam Holdings, Inc, induk usaha dari GTA Teleguam (GTA).
Beberapa waktu lalu, dijelaskan Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga, pihaknya masih dalam proses mendapatkan izin dari otoritas pemerintahan setempat. "Untuk progres di Guam belum close, kami masih menunggu izin dari otoritas setempat. Kami belum bisa mengatakan sampai mana progresnya. Nanti jika sudah ada informasi resmi, baru bisa kami beri tahu," ungkap Alex.
Alex sendiri menegaskan bahwa Telkom menginginkan ada kepastian dan izin dari otoritas Guam di Tahun ini. Sehingga, perseroan bisa segera beroperasi dan menjalankan roda bisnis di negara tersebut. Sebab, rencana operasi sudah molor sejak 2015. Hubungan Telkom dan GTA telah berlangsung lebih dari satu tahun, berawal dari kemitraan pada pengembangan sistem kabel bawah laut South East Asia United States (SEA-US) dimana keduanya merupakan bagian dari konsorsium dalam pembangunan peningkatan kapasitas seiring bertambahnya permintaan bandwidth antara Asia Tenggara dengan Amerika Utara.