MAJALAH ICT – Jakarta. PT XL Axiata Tbk menegaskan perubahan strateginya. Kini, perseroan tidak lagi mengedepankan pada jumlah pengguna, namun lebih pada pendapatan. Dan hasilnya, average revenue per users (ARPU) XL naik tipis.
Disampaikan CEO XL Axiata, Dian Siswarini, ARPU perusahaan di awal tahun 2015 adalah Rp 27 ribu sampai Rp 28 ribu. Kemudian di kuartal kedua, ARPU mengalami peningkatan menjadi Rp 31 ribu. "Sebetulnya kuartal tiga belum dirilis laporan resminya, namun jelas ada kenaikan lagi menjadi sekitar Rp 40 ribu," yakinnya.
Ditambahkan Dian, ARPU perseroan memang kebanyakan berasal dari layanan data. Layanan voice juga menyumbang tapi memang porsi data jauh lebih besar. Berdasarkan catatan laporan perusahaan, total pelanggan XL pada kuartal kedua lalu adalah sekitar 46 juta orang.
Dian juga mengungkapkan bahwa ada penurunan jumlah pelanggan di kuartal ketiga, namun Dian tidak mengungkapkan seberapa besar. "Pelanggan kami memang turun, tapi pendapatan naik. Itu semua mayoritas dari layanan data. Sementara untuk layanan SMS turunnya sangat drastis karena sepertinya orang-orang melihat SMS itu sangat kuno," ujar Dian.
Sebagaimana diketahui, lanskap posisi operator telekomunikasi di Indonesia telah bergeser signifikan selama setahun terakhir. Telkomsel masih menjadi pemimpin pasar pada posisi teratas, dengan pangsa pasar yang stabil di 45 persen. Sementara itu, XL Axiata yang berada di posisi ke-2 setahun yang lalu, telah merosot ke posisi keempat dengan pangsa jatuh dari 20,6 persen menjadi 14 persen di Q2 . Ini telah kehilangan lebih dari 17 juta sambungan dalam 12 bulan, menurut GSMA Intelligence.
Penurunan tajam dalam jumlah pelanggan XL telah menjadi perubahan besar bagi penantang pasar yang berani memotong harga secara tajam dan mengambil pasar Telkomsel, serta Indosat. Ada harapan bagi XL untuk rebound di era 4G ini. Namun, pangsa pasar 4G XL baru 9,5 persen di Q2, ungkap GSMA Intelligence.