MAJALAH ICT – Jakarta. Layanan Broadband Wireless Access (BWA) dari Internux yang mengunakan nama Bolt sebelumnya akan diluncurkan 14 Desember lalu, yang netah kenapa kemudian batal. Namun, mulai semalam, layanan Bolt resmi diluncurkan.
Demikian peluncuran Bolt itu disampaikan akun @BOLTSUPER4G. "Holiday Surprise From Bolt! Commercial launch resmi dilaksanakan Detik ini.Feel the speed Now! tulis akun resmi BOLT super 4G LTE ini. Ini artinya, pengguna yang sempat menunggu dan tertahan, meski sudah sempat membeli USB modem atau router, namun aktivasi belum bisa dilakukan. Dan dengan dibukanya pengguna untuk aktivasi, maka layanan ini telah dapat digunakan pengguna.
Sebagaimana diketahui, Internux yang dulu mendapat Izin BWA Wimax di 2,3 GHz di Zone wilayah Banten dan Jabodetabek, resmi mengganti teknologi dengan LTE. Chief Technology Officer Internux Devid Gubiani mengatakan, jaringan 4G LTE Internux menggunakan frekuensi 2,3 GHz dengan menerapkan teknologi time division duplex long term evolution (TDD LTE). Di frekuensi tersebut, Internux menggunakan lebar pita 15 GHz untuk menggelar 4G LTE. Jaringan 4G LTE Internux mencakup kawasan Jabodetabek. "Tahap awal ini kami menggunakan 1.500 menara BTS untuk menyediakan 4G LTE di Jabodetabek," kata Devid.
Produk Internux diberi nama Bolt yang menawarkan kecepatan akses internet hingga 75 Mbps. Internux menargetkan Bolt akan makin berkembang dimana di awal ditargetkan akan dapat menjaring 10 juta pengguna di Jabodetabek dan di 2015 sudah akan ada 3.500 menara BTS untuk meningkatkan kualitas layanan.
Untuk komersialisasi jaringan 4G LTE ini, Internux telah menggelontorkan dana investasi senilai 550 juta dollar AS atau sekitar Rp 6 triliun, untuk menyewa menara BTS dan perangkat operasional lainnya.
Layanan Paket prabayar Internux hanya Rp 25.000 mendapatkan kuota 8 GB, sementara untuk perangkat mobile wi-fi 4G seharga Rp 274.000. Sehingga, dengan Rp. 300 an ribuan pengguna sudah mendapatkan layanan 4G super cepat. Jika kuota internet habis, pengguna dapat melakukan isi pulsa di toko atau peretail yang telah bermitra dengan Internux.
Disampaikan Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S. Dewa Broto, Kominfo memperkirakan teknologi jaringan telekomunikasi generasi keempat (4G) atau LTE (long term evolution) versi TDD (frequency division duplex) diterapkan pada kuartal ketiga 2014. "Perkiraan optimistis antara akhir kuartal ketiga 2014 untuk LTE-TDD dan pertengahan 2015 untuk LTE-FDD," jelas Gatot.
"Pada pita frekuensi 2300 MHz yang sudah ditempati (2360 – 2390 Mhz) telah diberlakukan teknologi netral sehingga pita frekuensi ini yang paling siap untuk implementasi LTE versi TDD," kata Gatot. Menurut Gatot, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) tengah melakukan kajian kemungkinan penggunaan frekuensi 2300 – 2360 MHz untuk teknologi telekomunikasi selain LTE.
Ditambahkan Gatot, Kominfo juga akan memprioritaskan penataan spektrum pada frekuensi 1800 MHz sebelum dipakai sebagai jaringan 4G/LTE. "Kami juga sedang mengkaji secara khusus penggunaan frekuensi 1800 MHz yang diantaranya secara bertahap dapat dipakai untuk LTE," ujarnya. Diuraikan Gatot, penerapan teknologi jaringan LTE akan tergantung pada proses penataan pita 1800 MHz dan CDMA-850 MHz untuk LTE versi FDD.
Sementara, proses penataan atau migrasi PCS-1900 MHz dan penataan pita 2300 MHz dilakukan Kemkominfo untuk menyediakan ruang bagi teknologi jaringan LTE versi TDD. "Kami mengamati perkembangan kurang sehat pada industri CDMA 850 MHz. PCS-1900 juga menyisakan masalah blok frekuensi yang kurang bersih di pita 2100 MHz (3G)," ungkap Gatot.
Gatot menambahkan penerapan teknologi jaringan telekomunikasi LTE ditentukan pula oleh operator telekomunikasi sebagai penyelenggara jaringan.
Fenomena Telekomunikasi dan Gadget 2013 Lainnya:
Teknologi CDMA Segera Dimatikan
SMS Meredup, Instant Messeger Kian Populer
Operator Merugi, Operator Konsolidasi
Konsol Games Jadi Perangkat All in One
Aplikasi Lokal Bergeliat, Tapi Masih Belum Dilirik
Keamanan Jaringan Indonesia Buruk
Android Mendominasi, BlackBery Jeblok