Search
Senin 2 Desember 2024
  • :
  • :

Telekomunikasi dan Gadget 2013:Android Dominasi Ponsel, BlackBerry Jeblok

MAJALAH ICT – Jakarta. Robot Hijau atau Android saat ini menunjukkan kedigdayaannya. Menurut penelitian terakhir lembaga survei Gartner, Android memiliki 74,4 persen pangsa pasar global pada kuartal pertama tahun ini. Sementara sistem operasi milik Apple, iOS, menduduki posisi dua dengan 18,2 persen. Sementara BlackBerry hanya 3,0 persen dan Microsoft dengan 2,9 persen. 1,5 persen ditempati oleh sistem operasi lainnya.

Di tingkat Asia Tenggara juga demikian, termasuk Indonesia. Hasil dari biro riset GfK Asia, pada kuartal pertama 2013 ini menunjukkan, bahwa dari 12,8 juta smartphone yang terjual di kawasan Asia Tenggara, 8,8 juta merupakan handset Android, atau 69 persen pangsa pasar mobile. Dan di Indonesia, dengan lebih dari 4,5 juta ponsel cerdas terjual, pangsa pasar Android hanya sebesar 51 persen atau sekitar 2,28 juta unit. 

Sementara itu, kinerja perusahaan BlackBerry terus merosot. Berdasarkan laporan keuangan terbaru, BlackBerry mengalami kerugian sebesar 4,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp. 52,8 Triliun dalam periode tiga bulan yang berakhir tanggal 30 November lalu. Pendapatan perusahaan dari Kanada tersebut dilaporkan juga menurun lebih tajam daripada yang diperkirakan. 

Kerugian sebanyak 4,4 miliar dolar AS tersebut kebanyakan berupa aset non-kas, penghapusan aset, inventaris, komitmen suplai, serta dari program restrukturisasi yang sudah diumumkan sebelumnya. Penjualan smartphone BlackBerry 10 dilaporkan juga belum membaik dengan total hanya seperempat dari 4,3 juta perangkat BlackBerry yang terjual di triwulan tersebut. Pendapatan perusahaan pada periode tiga bulan hanya sekitar 1,2 miliar dolar, turun 24% dari triwulan sebelumnya atau turun 56% dari periode yang sama setahun yang lalu. 

BlackBerry dikabarkan masih memiliki uang kas sebesar 3,2 miliar dolar AS serta tambahan 1 miliar dolar dari upaya rekapitalisasi yang dilakukan bulan lalu.Dan saat ini, BlackBerry mendapat tambahan pengguna BBM baru sebanyak 40 juta pengguna. 

Beberapa waktu lalu, BlackBerry mengirimkan email berisi informasi penting kepada penggunanya. "Kami memiliki informasi penting yang ingin kami sampaikan kepada Anda sebagai pelanggan setia kami. Klik link ini untuk membaca surat kami untuk pelanggan, mitra, dan penggemar," tulis BlackBerry.

Dalam emailnya, menyikapi informasi tentang BlackBerry akhir-akhir ini yang membuat pengguna, mitra maupun fans BlackBerry bertanya-tanya, BlackBerry menyatakan bahwa pengguna tetap dapat mempercayakan layanan BlackBerry. "Kami memiliki dana tunai yang cukup besar dan neraca kami bebas dari utang. Kami sedang dalam tahap restrukturisasi dengan tujuan untuk mengurangi biaya operasional hingga 50 persen agar kami dapat menjalankan perusahaan dengan lebih efisien dan tetap mempertahankan orientasi pada pelanggan setia BlackBerry," kata Tim blackBerry.

Menurut BlackBerry, pihaknya sadar bahwa saat ini adalah waktu yang menantang dan BlackBerry tidak meremehkan situasi atau mengabaikan tantangan yang sedang dihadapi. "Kami sedang melakukan perubahan yang perlu untuk memperkuat BlackBerry. Satu hal yang tidak akan pernah berubah adalah komitmen kami untuk Anda yang telah membantu membangun BlackBerry menjadi perangkat komunikasi yang paling terpercaya untuk para profesional bisnis di dunia," kata BlackBerry.

Jika sebelumnya Apple mengumumkan bahwa produk iPhone 5C dan iPhone 5S terjual hingga 9 juta unit dalam tiga hari setelah peluncuran, namun kabar terbaru mengatakn bahwa Apple sedang memangkas produksi iPhone 5C hingga 50%. Jelas ini menandakan bahwa produk ini tidak laku karena mahal untuk ponsel yang dikatakan untuk kalangan mengengah ke bawah ini.

Permintaan terhadap iPhone 5C dikabarkan terus mengalami penurunan. Saat ini pabrik Apple di China hanya memproduksi 150 ribu unit per hari dibanding sebelumnya 300 ribu. Bukan hanya itu, harga iPhone 5C juga dikorting hingga 30%.

""Sebagaimana diketahui, Apple sudah mulai memasarkan iPhone 5S dan iPhone 5C. IPhone 5C karena pembungkus yang dari plastik, tampil dengan berbagai warna dan pada dasarnya lebih murah dari iPhone 5, yang ditujukan untuk kalangan bawah. Tidak wah nya penampilan iPhone 5C dan 5S membuat begitu banyak alasan untuk tidak perlu membeli iPhone baru ini.

iPhone 5S dan 5C ini sendiri nampaknya tidak begitu mendapat sambutan berarti dari pencinta gadget. Hal itu karena tidak ada perkembangan signifikan, terutama untuk iPhone 5S. Pemindaian sidik jari dirasa tidak terlalu begitu penting dan menarik.

Apalagi, dari soal harga. Untuk iPhone 5C, bahan plastik harusnya membuat produk ini menjadi jauh lebih murah. Dikabarkan, iPhone ini akan dijual pada kisaran Rp. 7 jutaan untuk 16 GB dan Rp. 8 jutaan untuk 31 GB. Produk yang digemar-gemborkan murah ini tidak dapat dikategorikan murah jika dijual pada harga seperti itu, karena untuk ponsel lain, produk dengan harga seperti itu sudah masuk kelas premium. 

Sebenarnya bukan hanya iPhone 5C saja yang mahal, ternyata iPhone 5S juga tidak kalah mahalnya. Meski untuk 16 GB, iPhone 5S akan dijual sekitar Rp. 9 jutaan, namun untuk 64 GB, nampaknya akan dibanderol Rp. 11,5 jutaan.

Kekurangan iPhone 5S dan 5C dibandingkan model terdahulunya adalah dua iPhone terbaru ini ternyata lebih mudah rusak. Paling tidak demikian disampaikan SquareTrade, sebuah penyedia jasa perlindungan alat komunikasi, telah mencoba lima ponsel pintar, termasuk dua produk terbaru Apple ini untuk mengetahui ketahanan produk dari bantingan, air, dan gangguan lainnya. Hasilnya, dua model terbaru Apple tidak lebih tahan lama dibandingan model iPhone sebelumnya.

 
Walaupun menjadi yang terkuat di dunia, ada masalah kecil mengancam keberadaan Android. Yaitu, terlalu banyaknya notifikasi yang dikirimkan, yang bahkan secara otomatis men-download file-file updating dari aplikasi yang pernah diunduh atau menawarkan aplikasi baru. 
 
Selain menyedot data dari kuota data pengguna, notifikasi yang terllau banyak juga menggangu kenyaman pengguna Android. Apalagi, jika kemudian aplikasi langsung membuka sendiri dan mengajak pengguna menggunakan aplikasi tersebut. "Sangat menggangu, sudah seperti iklan" kata Tari pengguna Samsung Galaxy Note berbasis Android.
 
Dalam beberapa pertemuan dengan pengguna Android, yang dikeluhkan juga adalah otomatis updating. Sehingga, perlu diwaspadai apakah layanan tersebut berbayar atau tidak. Sebab, sekali mengupdate layanan berbayar, dikesempatan lain, updating akan terus menerus terjadi dan ditawarkan.