MAJALAH ICT – Jakarta. PT Telkom Indonesia Tbk dikabarkan berencana melepas maksimal 49% saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Pelepasan sebagian saham ini karena bisnis menara telekomunikasi sebagai fasilitas pendukung (supporting facilities). Umumnya perusahaan menara di dunia merupakan perusahaan mandiri (independent company).
Demikian dikatakan Direktur Utama Telkom Arief Yahya di Jakarta. Menurut Areif, pihaknya tengah mengkaji tiga opsi pelepasan saham Mitratel, yakni melalui penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO), penggabungan dengan sebuah perusahaan (merger), maupun akuisisi perusahaan menara. Untuk itu, Telkom sudah menunjuk penasehat keuangan (financial advisor). "Kita akan hitung nilainya berapa. Artinya, belum bisa disebutkan opsi yang akan dipilih," katanya.
Namun begitu, nampaknya Telkom akan menjalankan strategi seperti yang dilakukannya terhadap TelkomVision. "Kalaupun kita lepas Telkom harus tetap mayoritas," kata Arief. Pernyataan Arief agak berbeda dengan apa yang pernah disampaikan Direktur IT & Supply Telkom Indra Utoyo, yang mengatakan bahwa persero berencana melakukan merger dengan perusahaan sejenis di bidang menara telekomunikasi, “Kita tengah mempertimbangkan dan mengkaji rencana merger anak usaha dengan perusahaan sejenis yang sudah go public,” kata Indra beberapa waktu lalu.