MAJALAH ICT – Jakarta. Upaya PT Telekomunikasi Indonesia untuk mendapatkan lisensi operator telekomunikasi di Myanmar, akhirnya terhenti! Hal itu setelah Pemerintah Myanmar mengumumkan 12 peserta internasional dalam kancah pertarungan memperebutkan 2 lisensi nasional ini.
Dengan terpilihnya 12 peserta ini, maka para peserta memasuki babak ketiga dan final dimana mereka akan diminta memasukkan aplikasi hingga 3 Juni mendatang. Pada tahap ketiga dari proses penghargaan lisensi, dua peminat yang lolos prakualifikasi akan dipilih dengan menggunakan metode evaluasi komparatif, yang akan mengarah pada pemberian dua lisensi telekomunikasi nasional. Seluruh proses dijadwalkan selesai pada 27 Juni 2013.
Berikut ini 12 peserta yang lolos dan masuk dalam daftar pendek seleksi lisensi telekomunikasi di Myanmar:
- Airtel Consortium
- Axiata Group
- Digicel
- France Telecom-Orange + Marubeni
- KDDI + Sumitomo + Myanmar Information and Communication Technology Development Corporation (MICTDC) + A1 Construction
- Millicom International Cellular S.A.
- MTN Consortium (MTN Dubai + M1 + Amara Communications)
- Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C ("Ooredoo")
- Singapore Telecommunications (SingTel) + KBZ + Myanmar Telephone Company Limited (M-Tel)
- Telenor Mobile Communications
- Viettel Group
- Vodafone + China Mobile.
Dengan tidak masuknya Telkom lolos dalam daftar pendek ini, maka sia-sialah perjalananan serombongan BUMN, termasuk Direksi Telkom, beserta Menko Perekonomian dan juga Meneg BUMN mengunjungi Myanmar dan bertemu pejabat-pejabat di negeri itu, bulan lalu.
Padahal, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Arief Yahya merasa yakin bahwa Telkom akan menjadi salah satu pemenang tender lisensi telekomunikasi yang sedang dalam proses di Myanmar. Meskipun tender diikuti operator-operator besar dunia, yang disebut hingga hampir 91 perusahaan, Arief meyakinkan bahwa Telkom bukanlah operator sembarang dan punya keunggulan dibanding lainnya.
"Telkom merupakan salah satu operator terbesar di dunia, di urutan keenam. Pelanggan kita sudah di atas 100 juta," tanda Arief. Sehingga, reputasi Telkom bisa dibandingkan dengan operator Singapura atau Malaysia. Hanya memang, jika dibanding China dengan penduduk 1,3 milyar, Telkom masih kalah dalam jumlah penggunanya.