MAJALAH ICT – Jakarta. Telkom mengklaim akan menjalin kerja sam abusiness to usiness (B2B) dengan aoperator di Araba Saudi dalam penyelenggaraan MVNO.
Setelah gagal di Myanmar karena ketentuan yang cukup berat, yaitu harus berpengalaman menjadi operator seluler di luar negeri selama dua tahun dan harus sudah memiliki pelanggan sebanyak 250 ribu pelanggan di luar negeri, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) kembali gagal memasuki pasar negara lain, dalam hal ini Arab Saudi dalam tender Mobile Virtual Network Operator (MVNO).
Telkom sebenarnya sudah memiliki pelanggan di luar negeri, yaitu di Timor Leste, yaitu sekitar 35.000 pelanggan, tapi masih jauh dari yang disyaratkan, yaitu 250 ribu pelanggan.
Namun, ketika dikonfirmasi, Operational Vice President of Public Relations Telkom Arif Prabowo membantah telah gagal di tender penyelenggaraan MVNO di Arab Saudi.
"Tidak benar Telkom kalah dalam tender karena pihaknya memang tak ikut tender MVNO. Telkom memilih strategi lain untuk masuk ke Arab Saudi, yaitu melalui kerja sama business to business (B2B) dengan operator lain," tuturnya, Senin (3/6).
Adapun 5 besar perusahaan yang masuk dalam tender MVNO di Arab Saudi adalah Virgin Mobile Middle East & Africa, Axion dari Dubai, kemudian ada konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan Arab Saudi, yaitu FastNet serta Safari. Perusahaan lain yang berminat mengikuti tender ini adalah Lebara yang berbasis di London. 5 perusahaan ini dapat dilihat di situs Komisi Komunikasi dan Teknologi Informasi Arab Saudi.
Nampaknya kegagalan Telkom adalah karena Telkom tidak memiliki pengalaman MVNO di luar negeri, dimana disyaratkan adalah sedikitnya di dua negara dengan minimal pengguna adalah 250 ribu orang serta pendapatan paling tidak sebesar 250 juta Riyal Arab Saudi untuk tiga tahun terakhir ini.
Di Arab Saudi sendiri saat ini ada 3 operator seluler, yaitu Saudi Telecom Company, Etihad Etisalat (Mobily) and Zain Saudi.