MAJALAH ICT – Jakarta. Mimpi menyelesaikan jaringan Palapa Ring, khususnya Indonesia bagian Timur yang tidak memiliki jaringan serat optik memadai, tidak lama lagi akan terwujud setelah PT Telekomunikasi Indonesia berkomitmen untuk menyelesaikannya. Komitmen Telkom ini dimulai dengan acara ground breaking Maluku Cable System di Ternate oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Dirut Telkom Arief Yahya, dan Gubernur Maluku Utara Thaib Armaiyn.
Menurut Tifatul, dalam kicauannya di Twitter, Palapa Ring akan disambungkan ke Maluku dan Papua yang diharapkan akan selesai 18 bulan ke depan. "Ini bagian implementasi MP3EI (Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia) termasuk konektifitas koridor 6. Untuk stage SMPCS (Sulawesi Papua Cable System) ini memakan biaya lk Rp 2 Trilyun, dikerjakan oleh PT. Telkom Indonesia," jelas Tfatul mengenai apa yang dilakukan Telkom terkait dengan program Palapa Ring.
Dengan dimulainya pembangunan jaringan di Maluku, serta akan ke Manado hingga Papua, maka ini berarti akan banyak uang negara yang dihemat. Sebab, dalam rencana awal, setelah konsorsium gagal membangun Palapa Ring yang sempat di-kick off pada 2008, maka pemerintah akan menggelontorkan sekitar Rp. 3 Trilyun untuk membangun jaringan serat optik Manado-Maluku-Papua.
Bahkan, konsep ICT Fund pun dikumandangkan. Uang sebesar itu, akan digelontorkan melalui ICT Fund. Dan dana ICT Fund, adalah dana USO. Dana USO ini merupakan BHP yang diambil dari pendapatan kotor operator sebesar 1,25 persen dari gross revenue. Dengan biaya penggelaran jaringan yang dilakukan Telkom, maka dana ini artinya batal digunakan. Dan semoga, bisa dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur dari backbone, backhaul hingga ke jaringan akses, maupun inkubator pengembangan konten di tanah air. Sebab betapapun, meski disetorkan oleh operator, ujungnya dana ini berasal dari konsumen telekomunikasi yang mana dalam komponen menghitung tarif, komponen penghitungannya tentu memasukkan angka kewajiban USO ini.