MAJALAH ICT – Jakarta. PT Telekomunikasi Indonesia memastikan akan meluncurkan dua satelit, yaitu satelit Telkom 3S di 2016 ini dan satelit Telkom-4 pada 2018 mendatang. Satelit Telkom 3S merupakan pengganti satelit Telkom-3 yang gagal mengorbit dan satelit Telkom-4 merupakan pengganti dari Satelit Telkom-1. Satelit Telkom-4 akan menggunakan teknologi broadband satelit yang bisa memancarkan akses internet 100 Gbps.
Disampaikan President Director TelkomMetra Teguh Wahyono, meski diluncurkan pada 2018, persiapaan sudah dilakukan sejak sekarang. Hal itu karena pemesanan satelit butuh waktu dua tahun. "Untuk Satelit Telkom-4 akan meluncur 2018, tapi persiapannya dari sekarang karena untuk order satelit itu butuh waktu dua tahun," kata Tegu.
Menruutnya, satelit Telkom-4 mampu menyediakan akses internet maksimal 2 Mbps untuk download dan maksimal 0,5 Mbps untuk upload. Memang disadari, dengan perkembangan internet yang makin haus bandwidth, kecepatan tersebut terbilang lambat. Untuk itu, nanti sistem transponder tidak dipakai, melainkan teknologi satelit pita lebar. "Nanti di Satelit Telkom-4 kan kita pakai teknologi broadband satellite. Jadi bisa sampai 100 Gbps," jelasnya.
Masuknya Telkom terus ke bisnis satelit, diungkapkannya, hal itu karena teknologi ini dibutuhkan untuk kondisi Indonesia mengingat Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terpisah oleh lautan pulau-pulaunya. Sebab bisa dibayangkan betapa sulit dan mahal jika semua itu dipenuhi dengan jaringan transmisi berbasis kabel.
Diungkapkannya juga, Telkom telah menunjuk Space Systems Loral (SSL) sebagai penyedia satelit Telkom-4 yang akan digunakan untuk layanan fixed satellite di Indonesia, India, dan Asia Tenggara. Satelit Telkom-4 rencananya akan menggunakan platform SSL 1300 dan didesain untuk operasional selama 15 tahun. Bagi SSL ini adalah ketiga kalinya mendapat pesanan dari perusahaan asal Indonesia.
Menariknya, selain satelit Telkom-4, Telkom juga akan meluncurkan satelit Telkom 3S pada kuartal IV 2016 ini. Telkom 3S akan menempati slot orbit 118 derajat BT, dan merupakan satelit pengganti Telkom 3 yang gagal mencapai orbit pada Agustus 2012.