MAJALAH ICT – Jakarta. PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) memperkenalkan sistem informasi angkutan barang (SIAB). SIAB mengintegrasikan berbagai layanan dokumen kepelabuhanan, termasuk terkoneksi dengan antar instansi terkait di pelabuhan. Sistem ini bukan hanya untuk emnekan biaya, namun membuat logistik lebih efisien.
Project Director Maritime Information,Communication Technology and Logistics Electronic Services (MILES) Telkom Indonesia Natal Imam Ginting mengatakan, persoalan logistik saat ini menjadi perhatian besar pemerintah untuk menekan cost logistik, menurunkan dwelling time dan mendorong kelancaran arus barang. "Kalau tidak ada teknologi informasi, bagaimana kita mengukur agar logistik itu bisa efisien. Itulah kenapa kami bangun sistem informasi angkutan barang ini bukan hanya untuk menekan cost tetapi juga membuat logistik lebih efisien," sambutnya saat memperkenalkan SIAB.
Ditambahkannya, ekonomi suatu negara bisa dikatakan maju jika sistem logistiknya juga maju. SIAB merupakan sistem informasi yang terdiri dari aplikasi dan database pengusaha, supir dan asosiasi. Sistem ini terbentuk atas kerjasama Telkom dengan Aptrindo. "Sistem ini sudah bisa digunakan oleh seluruh pengusaha truk di Indonesia. Sistem informasi ini juga bersifat netral,aman dan terbuka. SIAB sudah dapat diimplementasikan sepenuhnya pada bulan Maret 2015, dan dikoneksikan dengan warehouse management system, gate system, dan Telkom Logistics Portal," papar Natal.
Hadir pada peluncuran SIAB kalangan pelaku usaha yang terdiri dari asosiasi depo kontener Indonesia (Asdeki), Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) dan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) dan PT Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS), anak usaha PT Pelindo II.
Ketua Umum Aptrindo Gemilang Tarigan mengatakan, selama ini pengusaha truk merasakan kesulitan besar khususnya terkait manajemen pengemudi atau Supir truk. "Kita selama ini kesulitan mencari Supir. Karena pengemudi trailler harus mempunyai keahlian khusus. Dengan kata lain, pertumbuhan armada truk saat ini tidak sebanding dengan jumlah Supir truk,” ujarnya. Ditambahkannya, dengan sistem ini, hanya pengemudi yang teregistrasi dan punya identitas resmi yang bisa masuk ke pelabuhan.